Chereads / The Boss and I / Chapter 8 - Bab 8 . Sekretaris Ke-8

Chapter 8 - Bab 8 . Sekretaris Ke-8

Mereka meninggalkan ruangan Tuan Robert. Bibi Rosy sangat bersemangat, menggandeng tangan Leah dan berkata, "Ayo! Sekarang kita ke kantor personalia! Biasanya kalau sepagi ini, mereka belum terlalu sibuk."

Leah menatap jam dan waktu masih menunjuk pukul 8 lewat. Benar, masih terlalu awal untuk seorang pimpinan dengan jabatan yang tinggi datang ke perusahaan. Tuan Robert termasuk sangat disiplin, kebanyakan pimpinan tidak begitu, pikir Leah dalam hati.

Mereka memasuki lift dan Bibi Rosy menekan lantai 8.

"Lantai 8 selain kantor personalia, sebagian besar karyawan perusahaan Y beraktifitas di sana!" jelas Bibi Rosy.

"Apakah semua lantai dipenuhi para karyawan, Bi?" tanya Leah, sambil berpikir berapa banyak karyawan yang dimiliki perusahaan Y ini.

Bibi Rosy tersenyum dan menjawab "Setiap lantai gedung, ditempati oleh anak perusahaan Y. Kedepannya, kamu akan sering berinteraksi dengan para petinggi setiap anak perusahaan! Setelah kamu siap, Bibi akan memperkenalkan dirimu kepada mereka!"

Lift berdenting, tanda mereka sampai di lantai 8.

Pintu lift terbuka dan mereka disambut dengan dering telepon serta kesibukan karyawan yang berlalu lalang. Ruangan luas diisi dengan banyak meja kerja yang tersusun rapi dengan setiap meja kerja berisi komputer canggih. Semua karyawan sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan suasana sangat berbeda jauh dengan ruang kerja di lantai 25 yang terkesan begitu nyaman.

Mereka berjalan ke ruangan personalia, banyak karyawan yang berpapasan dengan mereka akan menyapa Bibi Rosy. Tentu saja, sebab Bibi Rosy merupakan karyawan senior dan sekretaris pimpinan tertinggi. Di samping itu Leah tahu, di belakang mereka para karyawan mulai berbisik. Semua karyawan tahu akan perihal bagaimana pergantian calon pengganti Bibi Rosy dan dia merupakan calon ke-8. Jadi, wajar jika dirinya menjadi pusat perhatian, pikir Leah. Dirinya tidak peduli, seperti itu Leah yang selalu mengabaikan hal yang tidak perlu.

Sesampainya di ruangan personalia, Bibi Rosy mempersilahkan Leah masuk terlebih dahulu, lalu menyapa "Selamat pagi, Bu Yuna! Aku hendak merepotkan Anda lagi. Namun, aku yakin ini yang terakhir kalinya!" Bibi Rosy begitu bersemangat.

Bu Yuna menghampiri Bibi Rosy dan memeluknya dengan hangat. Mereka hampir seumuran dan sepertinya mereka sangat dekat. Bu Yuna menatap Leah dan memeluknya juga seraya berkata, "Selamat bergabung!" Kemudian   sebuah tepukan hangat, mendarat di pundak Leah, seakan hendak memberi semangat.

Mereka duduk di hadapan Bu Yuna, kemudian wanita itu mengeluarkan beberapa dokumen, lalu berkata, "Ini adalah deskripsi pekerjaan dan surat penawaran kami kepada Anda! Silahkan kamu baca dan pahami terlebih dahulu! Jika kamu menyetujuinya, maka tanda tangani semua dokumen ini."

Leah mengambil dokumen tersebut dan membacanya. Untuk deskripsi pekerjaan sesuai dengan perkiraan, umumnya mengarah ke pengaturan jadwal dan pengarsipan. Yang membuatnya bersemangat ketika dirinya melihat gaji yang akan diterimanya sesuai dengan perkataan Bibi Rosy, yaitu 80% dari gaji yang Bibi terima saat ini. Belum lagi Leah ditempatkan pada karyawan level 2. Yang mana fasilitas dan tunjangan juga yang terbaik. Setidaknya, Leah tidak akan kekurangan uang lagi untuk kedepannya. Tentu saja dirinya harus memberikan kontribusi yang sesuai dengan bayaran yang diterima.

Leah segera menandatanganinya dan menyerahkan kembali semua dokumen kepada Bu Yuna. Mata Bibi Rosy mulai berkaca-kaca menatap Leah. Sungguh wanita yang malang dan semoga kedepannya, hanya keberuntungan yang menghampiri Leah.

"Ini adalah data-data yang harus kamu lengkapi secepatnya. Setelah semua data ini lengkap, maka kami akan mengambil foto dirimu untuk mencetak kartu karyawan! Dan untuk sementara kamu harus tetap bersama Rosy sampai kartu karyawanmu dicetak! Ingat kedisiplinan adalah hal yang harus kamu perhatikan dan menjaga rahasia perusahaan adalah harus!" pesan Bu Yuna sambil menyerahkan kertas berisi data-data yang harus Leah lengkapi.

Kemudian Bibi Rosy berkata, "Yuna, kita sudah saling mengenal selama puluhan tahun. Jadi, setelah aku pensiun aku harap kamu bisa memperhatikan Leah dan membantunya, jika dirinya menghadapi masalah!"

"Tentu Rosy, bukankah kita teman seperjuangan? Tentu aku akan membantu orang kesayanganmu. Namun, itu juga tidak akan lama. Bukankah, aku akan segera menyusul dirimu dan pensiun juga tahun depan?Jadi, setelah itu biarkan mereka yang muda mandiri!" balas Bu Yuna sambil tersenyum.

Setelah sedikit berbasa-basi, mereka kembali ke ruang kerja Bibi Rosy. Sesampainya di sana, Bibi Rosy membuka laci dan mengeluarkan buku agenda.

"Selama ini, setiap jadwal Tuan Robert dicatat di agenda ini. Setiap pagi, Bibi akan memeriksa jadwal beliau. Jadi, mari kita lihat jadwal apa yang dimiliki Tuan Robert hari ini!" ujar Bibi Rosy dan mulai Membalik-balikkan buku agenda tersebut.

"Ah..., tidak ada janji bisnis penting, hanya janji makan siang dengan Nona Clarissa!" ujar Bibi Rosy.

Kemudian, Bibi Rosy mengangkat telepon dan menekan sederet nomor telepon. Setelah tersambung, Bibi Rosy berkata, "Satu paket bunga untuk Nona Clarissa dari Tuan Robert Wayne!"

Lalu, Bibi Rosy menutup telepon dan berkata kepada Leah, "Toko bunga langganan dan mereka sudah tahu akan mengantar kemana. Jadi, cukup sebutkan nama penerima bunga."

Bibi Rosy menunjukkan kepada Leah halaman belakang buku agendanya.

"Ini kartu nama toko bunga tadi dan ini nama-nama serta alamat kekasih Tuan Robert saat ini!"

Leah melihat ada 5 nama wanita yang berbeda. Salah satunya adalah Clarissa. Wow..., 5 wanita dalam satu waktu, bukankah itu sama saja dengan mencari masalah? batin Leah takjub.

"Apakah wanita-wanita itu tidak tahu mereka dimadu, Bi?" tanya Leah.

"Mereka tahu dan tidak peduli! Asalkan mereka menjadi kekasih Tuan Robert, maka itu adalah suatu kebanggaan dan akan berpengaruh kepada jenjang karir serta level pria yang boleh mengejar mereka! Dapat dikatakan ini lebih ke arah pencitraan diri mereka!"  Bibi Rosy mencoba menjelaskan dari sudut pandangnya.

Leah tidak lagi bertanya. Dirinya melanjutkan pekerjaan tadi dan Bibi Rosy menelepon ke ruangan Tuan Robert, untuk mengingatkan akan jadwal makan siang hari ini. Lalu, menanyakan akan makan siang di mana, agar Bibi Rosy bisa membuat reservasi. Setelah mendapat jawaban dari Tuan Robert, Bibi Rosy melanjutkan menelepon ke restoran yang dimaksud untuk melakukan reservasi. Tempat yang dipilih adalah salah satu hotel ternama dengan restoran Italia di lantai roof top.

Memang berbeda gaya hidup orang kaya. Leah berdecak kagum. Bibi Rosy melanjutkan pekerjaannya, tidak terasa sudah waktu istirahat siang. Tepat pada saat mereka membereskan dokumen-dokumen itu, Tuan Robert keluar dari ruangannya dan berkata kepada, "Hari ini aku tidak balik kembali ke kantor! Jadi, siapkan semua dokumen yang ada di meja kerja! Besok, aku membutuhkan semua dokumen itu!"

Lalu, Tuan Robert berjalan ke arah lift, untuk menepati janji makan siang dengan salah satu kekasihnya.

Bibi Rosy dan Leah pergi ke kantin perusahaan, yang berada di lantai 5. Saat mereka sampai ruangan sudah mulai ramai. Bibi Rosy mengajak Leah untuk mengambil makanan. Leah kembali takjub saat melihat hidangan yang disediakan. Dirinya berpikir, sungguh perusahaan yang menjaga kesejahteraan karyawan. Masakan yang dihidangkan sangat beragam, Leah merasa seperti makan di bufet hotel.

Setelah mengambil makanan, mereka menuju meja kosong di dekat jendela. Leah sadar dirinya menjadi pusat perhatian semua orang.

"Harap maklum! Kamu adalah sekretaris ke-8 dan mereka semua sangat penasaran akan dirimu! Mungkin mereka sedang bertaruh, berapa lama sekretaris baru ini akan bertahan!" ujar Bibi Rosy sambil makan.

Leah hanya tersenyum dan mengangguk. Lagipula dirinya tidak peduli dengan pikiran orang-orang itu. Lalu, mereka berdua makan dalam diam dan mengabaikan tatapan orang-orang.