Chereads / Suamiku Miliarder Tampan Kampung Seberang / Chapter 17 - Malam Pertama bagian 1

Chapter 17 - Malam Pertama bagian 1

Setelah pernikahan sederhana ala Ilyas dan juga Hajar selesai dilaksanakan membuat mereka berdua benar-benar menjadi seorang Ratu dan raja yang begitu sangat Cantik dan Tampan.

Tidak hanya itu Yakub pun juga menjadi pangeran kecil yang banyak disukai gadis cilik seusianya serta begitu cerdas seakan memberikan banyak waktu untuk kedua orang tuanya beristirahat Yakub telah tidur terlebih dahulu di kamarnya sendiri yang telah disiapkan oleh Ilyas khusus untuk putra kesayangan mereka.

"Apakah putra ku saat ini bisa tertidur nyenyak?" gumam Hajar yang memang hawatir putranya.

"Putra kita sayang." ucap Ilyas yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya sehelai handuk yang menutupi tubuh bagian bawah sedangkan Hajar masih mengenakan pakaian pengantin yang tertutup karena sebelumnya memang Hajar sibuk mijat kakinya sendiri yang begitu lelah berdiri menyalami tamu undangan yang sangat banyak.

"Iya maksud ku...., putra kita." ucap Hajar yang merasa sangat gugup tidak berani mendongak menatap wajah tampan suaminya hanya aroma maskulin suaminya yang tercium sangat wangi saat ini karena Ilyas memang sempat mengecup keningnya beberapa kali.

Bahkan rasanya masih berbekas disana hari ini bibir seksi suaminya itu telah menciumnya lebih dari tiga kali di keningnya dengan lembut dan penuh kasihnya tentu saja itu semua terjadi setelah ijab Kabul selesai diucapkan dan para saksi telah menyatakan pernikahan mereka berdua sah secara hukum dan agama.

"Apakah kakimu masih sakit?" ucap Ilyas karena dari tadi melihat bidadari cantiknya ini sibuk untuk memijat kaki cantiknya yang masih berbalut lengkap dengan kaus kaki panjang dan pakaian pengantin.

"Hanya sedikit pegal," ucap Hajar dengan jujur.

Ilyas yang mengetahui sikap dari bidadari cantiknya saat ini semangkin dewasa dan sekarang sedikit sungkan padanya untuk berkata jujur karena takut akan merepotkan Ilyas padahal Ilyas tidak merasa kerepotan sama sekali.

"Kakak apa yang kakak lakukan?" ucap Hajar kaget saat ini melihat suaminya yang tampak bersimpuh dihadapannya dan memijat lembut kakinya.

"Membantu memijat kakimu yang pegal, pasti karena memakai benda berhak tinggi itu bukan?" ucap Ilyas saat memijat sepatu hak tinggi yang sebelumnya telah digunakan oleh istrikanya tercinta ini memang sangat tinggi dan sedikit kebesaran untuk kaki mungil Istrinya oleh karena itu sebenarnya Hajar sebelumnya mengunakan kaus kaki panjang mungkin bidadari yang cantik ini berharap ukurannya akan pas setelah itu.

"Tapi aku bisa sendiri kak, Kakak juga pasti sangat lelah....., aaaaaaw....kakak...," ucap Hajar dramatis kakinya sedikit sakit saat kasus kakinya dibuka oleh Ilyas sepertinya ada bagian yang lecet dan tergores disana tanpa sengaja membuat Hajar merintih karena perih padahal Ilyas juga telah membuka kaus kakinya dengan hati-hati.

"Maaf....., Kaki cantikmu lecet sayang, tapi sepertinya kau perlu mandi dulu setelah itu baru kita obati kaki mu.....," ucap Ilyas uang saat ini langsung mengendong istrikanya menuju kamar mandi.

"Kakak tapi...hemmmmp...," ucap Hajar yang ingin protes saat ini karena dirinya masih bisa berjalan sendiri lagi pula lecet ini walaupun sedikit perih tapi Hajar yang bahkan pernah luka lebih parah dari ini saja masih sanggup berjalan sendiri tapi saat ini Hajar harus membiarkan suaminya mengendongnya dan Ilyas yang tidak menerima protes dari hajar bahkan kali ini untuk pertama kalinya telah mengecup dan melumut bibirnya.

"Bibir mu manis sayang..., Lain kali jangan membantah dan menjadi istri yang penurut lah untuk ku jika tidak ingin dihukum seperti tadi....," ucap Ilyas yang saat ini sebenarnya merasa bersalah karena membuat Hajar kali ini sepertinya sedikit takut padanya karena kejahilannya tadi.

Tapi sebenarnya Ilyas tidak sepenuhnya bersalah karena bibir mungil dan seksi Istrinya tercinta ini terlalu mengoda sehingga membuat Ilyas sangat ingin mencium dan melumut bibir merah merona yang tampak sangat menggoda imannya itu.

Hajar yang takut suaminya berbuat lebih jika Hajar protes ataupun menolak perlakuan manis yang dilakukan Ilyas padanya dan saat ini juga Ilyas telah mengisi bathab dengan campuran air dingin dan hangat serta sabun aroma bunga yang sangat Wangi.

"Sekarang kamu bisa mandi Sayang aku telah selesai memastikan jika air untuk mandiku telah pas tidak terlalu panas dan dingin sehingga tidak akan membuat mu terluka karena kadar air yang kurang pas." ucap Ilyas yang saat ini menatap kearah istrikanya yang tampak hanya duduk diatas klosed yang sedang tertutup tentunya hanya terdiam saja dari tadi.

"Terimakasih, sekarang kakak bisa keluar dan aku akan mandi.....," ucap Hajar sambil menunduk malu karena perlakuan manis suaminya sebelumnya benar-benar membuat Hajar mengingat jika dulu dia begitu maka pada kakak Ayub yang tidak lain saat ini adalah suaminya dikenal oleh orang banyak dengan nama Ilyas yang tampan dewasa dan baik hati.

"Baiklah sayang, kalau kau membutuhkan ku kau panggil saja kakak ya....," ucap Ilyas dengan lembut membelai pipi kanan istrinya dengan penuh kasih sayang membuat Hajar refleksi menatap mata Ilyas yang terlihat begitu meneduhkan dan lembut sehingga membuat Hajar hanya menanggapinya dengan menganggukkan kepalanya.

Tidak lama kemudian akhirnya Hajar bisa bernapas lega setelah punggung suaminya mengulang dibalik pintu. Rasa gugup saat berdekatan dengan suaminya semangkin membuat Hajar merasa seperti gadis bodoh saat ini padahal dirinya telah memiliki seorang putra walaupun bukan terlahir dari rahimnya.

"Sebaiknya aku mengunci pintu terlebih dahulu," ucap Hajar yang bergegas mengunci pintu agar dirinya bisa merasa lebih aman saat mandi nanti.

Pada saat Hajar ingin membuka gaun pengantin yang lumayan berat ini hajar kesulitan untuk menurunkan resleting gaun yang terdapat dibagikan punggungnya padahal karena gaun yang begitu sangat berat dan tertutup ini cukup tebal membuat Hajar sebelumnya hanya menguntungkan pakaian dalam saja karena dirinya merasa lebih nyaman dan penata busana juga menyarankan seperti itu agar bentuk gaun indah ini semangkin tampak jelas dan Hajar hanya menuruti saja.

"Jika aku meminta bantuan kakak pasti aku akan merasa sangat malu nanti saat gaun ini terbuka menampilkan tubuh ku yang kurus dengan hanya dalam balutan pakaian dalam." ucap Hajar yang membayangkan hal itu saja sudah merasa malu dan wajahnya sudah Semerah tomat saat ini.

Sedangkan Ilyas juga masih belum berganti pakaian saat ini masih menunggu istrikanya tercinta memangilnya karena Ilyas yakin hajar akan membutuhkan bantuannya, lagi pula tadi Ilyas baru ingat jika tidak ada jubah mandi ataupun handuk didalam kamar mandi sehingga Hajar pasti akan membutuhkan bantuannya.

"Kakak...., kak...?" ucap Hajar yang saat ini terdengar memangil manggil Ilyas.

"Baru saja ku pikirkan dia sudah memangil ku....," ucap Ilyas tersenyum senang.

"Kakak....., apakah masih ada di kamar?" ucap Hajar kali ini lebih keras karena sebelumnya tidak mendapat sahutan dari suaminya.

"Iya sayang Kakak masih di sini, lagi pula mau kemana lagi tengah malam seperti ini." ucap Ilyas sedikit terkekeh geli mendengar suara istrikanya yang terdengar sedikit panik sebelumnya.

"Syukurlah bisakah kakak masuk sebentar dan tolong bantu aku untuk menurunkan resleting gaun pengantin ini sebentar agar aku bisa mandi?" ucap Hajar dengan suara yang lebih pelan diakhir karena malu. Sedangkan Ilyas sedikit terkejut dengan permintaan istrinya yang sedikit diluar prediksi.

"Jadi dari tadi kamu belum mandi Sayang?" ucap Ilyas yang saat ini telah ada dihadapan istrikanya yang nampak telah melepaskan dan membersihkan riasan wajah yang sedikit tebal sebelumnya namun justru wajah cantik alami Hajar saat ini membuat istrinya tercinta yang saat ini mengenakan pakaian pengantin dengan rambut panjang terurai sepunggung terlihat begitu cantik.

"Belum..., tolong bantu aku...," ucap Hajar yang saat ini telah memugungi suaminya dan telah menyampaikan rambut panjangnya agar resleting gaun pengantin itu nanti tidak menyangkut dengan rambutnya. Namun pemikiran Ilyas saat ini menjadi berkelana kau apa lagi setelah melihat leger mulus dan jenjang milik istrinya tercinta pada saat Hajar menyampingkan rambutnya dan Ilyas membuka resleting gaun pengantin istrikanya tercinta itu dengan perlahan karena jantungnya yang berdebar begitu keras saat ini diikuti oleh gairah seksual yang ikut terpancing akibat melihat leher, punggung indah istrikanya yang putih mulus.