"Haruskah aku berbohong lagi karena tak ingin
kehilangan mu untuk kesekian kali?lantas apakah
aku menjadi orang yang egois dalam mencintai
mu?"
_Revan Wijaya_
๐๐๐
Ceklek...
Revan tersenyum tipis diambang pintu ruangan,melihat Kirana yang kini sedang bersenda gurau bersama angle.
"Kay pasti seneng banget kamu udah inget semua nya Ra..."lirih angle sambil memegang tangan Kirana yang tidak ada jarum infus.
"Hehehehe...iya kk,Kirana juga senang udah ingat semuanya!"seru Kirana dan membalas memegang lembut tangan angle.
"Ekhemmm!!!"
Revan berdehem dan segera berjalan menuju mereka yang kini menghentikan tawa nya dan menatap kedatangan Revan yang semakin mendekat.
Ting...
Denting pesan diponsel angle membuatnya mengalihkan pandangannya ke layar ponselnya sejenak.
"Eh...kk turun kebawah dulu ya,kay minta bantuan buat bawain beberapa barang Kirana..."lirih angle dan beranjak berdiri dari duduknya.
"Udah kayak mau pindahan ke RS aja tuh orang!"pekik Kirana sambil geleng geleng kepala.
"Bukan gitu Ra,kan kamu juga butuh beberapa barang keperluan,emang kamu mau semua serba berbau rumah sakit..."ucap angle sambil menunjukkan tatapan meyakinkan nya.
"Iya deh iya....Tapi kan gue udah sembuh,udah mau pulang juga..."dumel Kirana pelan.
"Walaupun udah sembuh,harus izin dokter dulu baru boleh pulang...Yaudah ya, kk mau turun kebawah dulu.."ucap angle dan langsung keluar ruangan.
Setelah angle menutup pintu ruangan, Revan segera duduk dikursi yang ada disamping Kirana berbaring.
"Gimana keadaan loe Ra?"tanya Revan dengan perasaan canggung.
"Agak baikan sih, setelah loe panggilin dokter tadi..gue dikasih beberapa obat,sekarang malah ngantuk lagi nih..."lirih Kirana sambil menguap beberapa kali.
Hoamm...
Deg
Revan terdiam saat Kirana berkata bahwa dirinya memanggil dokter keruangan,padahal dirinya datang kesini bersama angle barusan,dan tidak menemui dokter manapun.
"Oh ya ,itu loe ngapain bawain gue buket terus pake ada boneka beruang wisuda nya lagi...lawak lu,gue baru sadar dari koma kali...bukan wisuda!"
Deg...
Revan kembali terdiam dan melirik buket bunga yang dimaksudkan Kirana,yang kini terletak diatas nakas yang ada didekat Kirana berbaring.
Kini ia baru paham bahwa tadi saat bertemu dengan afian dihalaman parkir,ternyata afian belum sempat berbicara dengan Kirana.
Dan entah apa yang terjadi,sampai sampai Kirana mengira bahwa afian adalah dirinya,bahkan Kirana tidak tau bahwa orang yang meletakkan buket dan menganggilkan dokter untuknya tadi adalah afian,orang yang sangat ia nantikan kehadirannya Sekarang.
"Owh itu,iya...Gapapa kali,gue tadi suka aja liatnya,terus gue bawain deh buat loe,mau bawa mawar utuh...ntar dikirain jengukin pacar lagi.."Sahut Revan sambil tersenyum getir.
Kirana melirik kearah Revan sambil menunjukkan senyum sinis nya,mendengar alasan yang keluar dari mulut revan barusan.
"Bacot lu,Dah ah gue mau tidur,ngantuk banget..."ucap Kirana dan kembali berbaring lalu memejamkan kedua matanya kembali.
Revan pun beranjak dari kursinya dan berniat pergi,namun langkahnya terhenti saat Kirana mengatakan sebuah hal yang membuat hati nya berdenyut sakit.
"Tadi gue mimpi afian kesini..."
Deg
Revan kembali berbalik badan,dan menatap sendu Kirana yang masih memejamkan kedua matanya.
"Makanya...jangan kebanyakan Minum obat,jadi halu kan dia nya kesini !"Celoteh Revan dengan senyuman getirnya yang tidak diketahui oleh Kirana.
"Bangke loe,emang efek obat tidur gue ampe segitunya apa...Tapi gue seneng sih kalau ada obat yang buat gue halu afian datang, soalnya dia gak bakalan datang lagi dikehidupan nyata gue..."lirih Kirana dan memalingkan wajahnya dari Revan.
Deg...
"Sebesar itu rasa suka loe ke afian sekarang Ra,tapi dia emang pantas dapatin cinta dari loe... sementara gue,gue bahkan gak pantas memimpikan itu Ra..."Batin Revan sambil menunduk sedih.
Perlahan langkah Revan mulai menjauhi brankar Kirana dan segera keluar dari ruangan itu membawa perasaan hati nya yang berkecamuk dan sesak.
Setelah Revan menutup pintu,Kirana mulai memalingkan wajahnya kembali dengan buliran bening yang mengalir dari pelupuk matanya.
Ternyata saat memalingkan wajahnya,gadis itu sedang menahan tangis nya yang ingin pecah saat membahas tentang afian,namun ia tidak mau kerapuhan nya dilihat oleh Revan.
"Afian gak bakalan kembali lagi dihidup gue,dia udah bahagia sama orang yang pantas buat dia, seseorang yang mencintai dia dengan tulus...dia pantas dapatin rasa sayang dan keperdulian dari Afian...Hiks..hiks..hiks.."
Tangis Kirana pecah saat ia kembali membayangkan momen dimana saat saat sebelum ia kecelakaan.
Dimana ia dan afian beradu cekcok untuk yang terakhir kali nya,dimana kebodohan nya yang menyuruh afian untuk meninggalkan nya selama lama nya, sekarang entah alasan apa yang bisa ia berikan untuk bertemu dengan afian kembali.
Andai tuhan memberikannya kesempatan. lagi,Kirana berjanji tidak akan menyia nyiakan perjuangan pemuda itu yang sangat tulus kepada nya.
๐๐๐