Chereads / Cinta Serumit Rumus (Four love)... / Chapter 97 - Chapter 97

Chapter 97 - Chapter 97

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Afian sedang sibuk membereskan beberapa bukunya yang ia simpan di lemari ruangan.

"Woi.. sibuk amet ngangkutin barang barang peninggalan, biar ajalah disini...ntar kan ada adek an yang ngoleksi peninggalan loe sebagai benda bersejarah menuju sukses!"

"Halu banget loe wibu,najis!"pekik Afian dan berjalan meninggalkan Reza menuju kursinya .

***

Lila berlari kedalam ruangan yang masih agak sepi dipagi hari ,dan segera nangkring didepan Afian.

"Eh Fian ....loe tau gak apa yang gue liat kemaren malam pas gue dinner Ama cowok gue di resto !"Seru Lila sambil menunjukkan wajah hebohnya.

"Apaan lagi sih nih bocah... ngapain juga gue mau tau apa yang loe liat Ama cowok loe!"ketus afian sambil menyusun buku buku nya kedalam tas yang ia bawa.

"Njir ..serius gue, dengerin dulu ngapa bambank!"pekik Lila merasa kesal

"Yaudah iya ...jadi,loe liat apaan?"tanya afian dengan wajah malas.

"Gue gak sengaja liat Kirana datang Bareng Revan,njir... mereka mesen ruangan privat...ngapain yak tuh kira kira,dinner???atau ...jangan jangan Revan mau nembak Kirana!!!"pekik Lila heboh yang memang mengetahui tentang Revan dan Kirana dari curhatan sahabatnya itu.

"Bodo ametlah mereka mau ngapain!" ketus afian yang sebenarnya didalam lubuk hatinya, terdapat tusukan tajam yang membuat dadanya terasa sesak.

Lila menaikkan kedua alisnya dan bersidekap dada dihadapan Afian yang kini mendadak bersikap cuek dan diam semenjak Kirana amnesia .

"Loe gak merasa cemburu gitu?"tanya Lila penasaran.

"Gaklah...ngapain gue cemburu,gue bukan siapa siapa nya dia..."ucap afian lemah.

"Loe kan orang yang cinta ama dia dengan tulus bro!"sahut Lila geram.

"Itu semua udah gak ada artinya la,semua perasaan gue gak pernah dibalas Kirana dari dulu...terus apa yang mau gue harapin dari amnesia nya yang sekarang!"tegas afian berusaha merasa tegar dengan mengucapkan kata kata pahit tersebut.

Lila mendadak melemah dan merasakan sakit yang sedang dirasakan sahabatnya itu,karena bagaimanapun selama ini ia menjadi saksi perjuangan cinta afian yang sangat besar pada adik kelas mereka tersebut.

"Terus ...sekarang loe mau ngapain?"tanya Lila bingung.

"Sekarang gue mau fokus ngurus sidang kita,dan setelah itu...gue bakalan lanjutin beberapa usaha papa gue yang ada diluar kota..."jelas afian.

"Fian...loe baik baik aja kan!"seru lila sambil memegang pundak afian yang berusaha tegar.

"Loe tenang aja...gue baik kok,dan gue berharap semoga Kirana bahagia dengan semua pilihan dalam hidupnya!"jelas afian dan kembali melanjutkan merapikan buku buku nya kedalam tas.

***

Melisa berjalan kearah ruangan nya dan mendadak mematung saat menyaksikan Revan yang duduk didepan meja Kirana sambil menopang dagu nya dengan satu tangan dan tangan lainnya menoel noel pipi Kirana.

"Sejak kapan Revan jadi buchin, apalagi sama Kirana..atau jangan jangan...mereka udah jadian!"Bathin Melisa.

Merasa penasaran Melisa pun segera masuk kedalam ruangan dan duduk dengan tenang sambil berusaha untuk mendengarkan percakapan mereka berdua.

"Revan...apaan sih loe,gue mau ngerjain tugas nih!"ketus Kirana merasa kesal.

"Makanya tugas itu dikerjain nya dirumah jangan dikampus....Gemesin banget sih sayang nya aku!"seru Revan sambil menekan kedua pipi Kirana gemas .

"Apaan sih..najis!"ucap Kirana pelan.

Melisa merasa kaget dan tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, bagaimana bisa Kirana dan Revan berpacaran dengan semua kejadian yang sudah terjadi dimasa lalu.

Lalu bagaimana dengan afian,apakah dia sudah mengetahui tentang hal ini?

Melisa semakin merasa penasaran dan tidak sabar menunggu waktu istirahat untuk menemui afian.

***

Melisa berlari kesana kemari menyusuri koridor ruangan jurusan seniornya.

Namun tidak mendapati kehadiran afian diruangannya maupun disekitar nya.

Lalu ia kembali melanjutkan pencarian nya kearah kantin dan terakhir ke perpustakaan.

Dan benar saja, ternyata afian sedang menyusun beberapa buku nya di rak perpustakaan.

"Afian!"panggil Melisa yang saat itu sudah berdiri dibelakang nya.

Afian menoleh kebelakang dan merasa kaget melihat Melisa yang menghampiri nya secara tiba tiba, apalagi setelah kejadian beberapa hari yang lalu dimana afian melampiaskan segala emosinya pada gadis tersebut.

"Aku mau ngomong sama Kamu!"seru Melisa.

"Oke...gak disini ngomongnya,ini perpus...kita ketaman belakang!" sahut afian datar dan berjalan mendahului Melisa keluar ruangan perpustakaan.

***

Afian duduk dikursi taman dengan wajah datarnya disebelah Melisa yang sedikit menjaga jarak dari nya karena takut merasa tidak nyaman.

"Jadi..loe mau ngomong apa?"tanya afian datar.

"Emm...aku cuma mau tanya, kamu tau kalau KIRANA dan REVAN pacaran?"tanya Melisa yang lebih mirip sebuah penegasan.

"Gue gak perlu tau tentang apa yang terjadi sama mereka ...dan loe juga gak perlu kepoin hal itu dan repot repot ngadu ke gue!"seru afian dan beranjak berdiri.

"Aku gak kepoin mereka...dan Aku gak juga gak ngadu sama kamu...aku cuma mau tau gimana tanggapan kamu tentang hal ini?"tanya Melisa berusaha memancing emosi afian.

"Maksud loe!"seru afian.

"Perasaan loe baik baik aja kan?"tanya Melisa pelan.

Afian berbalik dan menatap tajam kearah Melisa yang masih duduk dengan tenang sambil menatap penasaran dirinya.

"Loe gak perlu tau tentang diri gue...perduli apa loe sama perasaan gue!"tegas afian merasa emosi dengan sikap Melisa yang suka mencampuri urusan pribadinya.

mendengar itu Melisa hanya tersenyum sinis dan segera berdiri dengan lantang didepan Afian dengan sorotan matanya yang dalam.

"Aku tau semua tentang diri kamu Fian,bahkan aku juga tau gimana perasaan kamu saat ini...aku tau rasa sakit apa yang sedang kamu rasain!,karena apa!!!

Karena Aku juga selalu berharap kamu balas perasaan aku seperti kamu berharap perasaan kamu dibalas sama Kirana!,tapi apa...bahkan kamu gak pernah menganggap kehadiran aku apalagi perasaan aku,semua hal yang kamu lakuin ke aku cuma karena kamu kasian sama semua musibah yang aku alami...aku gak butuh belas kasihan Fian,AKU CUMA BUTUH KAMU!!!"Tegas Melisa dengan air mata nya yang mulai mengalir deras dikedua pipinya.

Afian terdiam dan merasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan Melisa barusan.

ternyata dugaan Lila selama ini benar,bahwa Melisa menyimpan perasaan padanya secara diam diam.

"Se..Jak kapan loe suka..sama ..gue?"tanya afian mendadak gugup.

"Sejak pertama aku kenal sama kamu...sejak itu aku jatuh cinta sama kamu...tapi aku bukan Kirana yang berani mengungkapkan perasaan nya,dan aku gak seberuntung Kirana yang bisa memilih untuk bersama dengan orang yang dia cintai!..hiks..hiks.."tegas Melisa sambil terisak.

Afian semakin merasa tidak percaya dan semakin merasa bersalah pada Melisa tentang semua perlakuan nya dulu kepada dirinya.

Ia yang selama ini mengira Melisa adalah seorang sahabat munafik yang selalu mementingkan diri sendiri,adalah orang yang berusaha menyimpan rasa cinta padanya,namun malah dituduh mencintai orang lain dan membuat sahabat nya terluka.

"Maaf Sa!"seru Afian lemah dan perlahan mendekap tubuh Melisa dalam peluk nya yang hangat.

Melisa semakin meledakkan tangis nya dan membenamkan wajahnya di dada Afian.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ