๐๐ฅ๐
Seorang gadis tampak bersimpuh didepan sebuah makam yang masih terlihat baru.
Perlahan tangan mungil gadis itu menaburi makam itu dengan bunga yang ia bawa.
Air mata yang mengalir dipipi mulusnya membawa duka yang mendalam di lubuk hatinya.
Setelah selesai menaburkan bunga,tak lupa ia menengadah kan kedua tangannya keatas seraya membaca doa untuk seseorang yang ada dimakam tersebut.
Kedua bibir yang berucap sambil bergetar dengan air mata yang terus mengalir,gadis itu pun menyudahi doanya dan kembali menatap makam itu dengan sendu.
"Kenapa kamu lakuin ini semua dek...hiks.."ucap gadis itu sambil menyeka air mata nya yang terus mengalir.
"Kamu lihat...semua perjuangan kamu sia sia...andai kamu tau...Kk rela kehilangan semua nya,asal bukan kamu...hiks..hiks...Tapi kenapa kamu malah mempertaruhkan nyawa kamu dengan berharap kk akan bahagia liannnn!!!"pekik gadis itu sambil meremas beberapa gundukan tanah yang ada dipinggiran makam.
"Sekarang kehidupan kk gak ada yang berubah...Kk tetap gak mendapatkan segalanya...dan bahkan kk juga harus kehilangan kamu....hidup kk udah gak brrti lagiiii liannn...."tambah gadis itu lagi dengan suara yang mulai melemah.
Dengan tubuh yang bergemetar,ia pun mulai beranjak berdiri dan meninggalkan area pemakaman itu dengan air mata yang masih mangalir.
Sesekali ia menoleh kebelakang dan menatap makam adiknya yang perlahan semakin menjauh dari pandangan nya.
Suasana pemakaman yang sepi dan jauh dari pemukiman warga membuatnya lebih leluasa untuk mengeluarkan semua ungkapan sesak didadanya.
Setelah berhasil keluar dari area pemakaman,gadis itu pun menatap jalanan raya yang sepi dengan pandangan mata yang melemah.
"Liannnn..."lirihnya sambil memegangi kepalanya yang mulai terasa pusing.
Brukkk...
Seketika tubuhnya ambruk kebawah dan matanya masih menatap sendu jalanan raya dengan air mata terakhir yang mengalir dipipi kirinya.
Pandangan nya pun mulai menggelap bersamaan dengan Suara motor yang berhenti mendadak didepannya.
Cittttt....
"Mel... Melisaaa!!!"teriakan itu menjadi suara terakhir yang didengar oleh nya,hingga kesadaran nya mulai pun menghilang.
pemuda itu mengangkat tubuh gadis itu dengan susah payah dan mendudukkan nya keatas motor.
Ia pun langsung naik dan menarik kedua tangan gadis itu agar memeluk dirinya dan bersandar dipunggung nya.
ia pun segera melajukan motornya membelah jalanan raya yang sepi sambil memegang erat tangan gadis itu yang kini melingkar di pinggangnya.
***
Afian POV
Setelah gue pergi dari rumah kediaman keluarga besar Winata.
ditengah perjalanan ponsel yang sedari tadi gue simpen ditas pun berdering.
Gue pun menepikan motor dibawah trotoar jalanan raya yang sepi.
Setelah mengeluarkan ponsel dari tas,gue pun menggeser tombol hijau keatas dan Menspeakerkan suaranya.
"Halo...paan bro!"sahut gue yang merasa kesal,pasalnya sejak dirumah Kirana tadi ponsel gue juga gak berhenti berdering.
"Sans bro...ngamuk aja bawaannya kalau ngomong ama gue!"Sahut temen kampus gue yang seperti nya sedang menikmati waktu santainya.
"Udah cepetan ngomong...gue mau pulang nih!"
"Iya gue dari tadi juga lagi ngomong bangsat!"kesal nya.
"Maksud gue ngomong tujuan loe nelpon gue !"
"Hehehe..oh iya...jadi gini,loe kan udah nyiapin skripsi loe, sedangkan gue disuruh revisi ulang ...jadi bantuin gue ya..itung itung..jasa pertemanan selama 3 tahun...wkwkwkw"jelas nya yang membuat gue berdecak kesal karena memiliki teman selaknat dirinya.
"Bangsat loe...giliran gini aja lu minta bantuan!"
"Hehehe...jadi gimana..bantuin gue ya, sekarang gue lagi dirumah Lila..pokoknya loe kesini cepetan gak pake lama!!!"
"Njir...loe kira gue naek pesawat,bisa langsung nyampe sono!"dumel gue yang emosi dengan perkataan nya barusan.
"Emangnya loe dimana sih bro...makanya pulang kuliah tuh jangan mampir kerumah doi...Urusan skripsi aja belum tamat!"ledeknya yang semakin membuat kuping gue panas.
"Bangsat, skripsi loe tuh yang belum kelar...lagian loe tau dari mana gue abis dari rumah doi..."ucap gue yang penasaran,karena temen gue yang satu ini gak pernah mau tau tentang kehidupan gue ,kecuali....
"Dari Lila..."ucapnya santai yang langsung membuat gue menghela napas karena sudah menduga pasti Lila lah yang memberi tau dirinya.
"Paan loe bawa bawa nama gue..."Sahut Lila yang saat itu ada disamping temen gue.
"Ember loe...gak bakalan gue traktir lagi loe dikampus!"ancam gue yang langsung membuat Lila terpekik disebrang telepon.
"Jangan gitu dong...loe kan udah janji.. lagian gak lama lagi kita juga Lulus...jahat amat sih lu ama sohib sendiri!"keluh Lila.
"Biarin...emberrr loeee..."sahut gue memanas manasi dirinya.
"Eittsss...malah ribut Nih bocah,udah buruan kemari gue tunggu secepat nya... pake jalan pintas kalau bisa... bye bro!!"teriaknya dan segera memutuskan panggilan telepon.
Gue pun menatap layar ponsel dengan kesal kemudian kembali memasukkan nya kedalam tas.
***
Author POV
Karena rumah Lila jaraknya cukup jauh dari rumah Kirana,Afian pun memilih untuk melewati jalan pintas jalanan raya yang sepi.
untuk menghindari kemacetan dan lampu merah.
Ditengah perjalanan,ia melihat seorang gadis yang tergeletak pingsan dipinggiran jalan.
Ia pun segera mengarahkan motornya kedekat gadis tersebut.
Setelah turun dari motor dan mendekati gadis itu ,Ia menurunkan kaca helemnya dan kaget melihat gadis yang pingsan itu tak lain adalah Melisa.
"Mel..Melisaaa!!!!"Teriaknya sambil memangku kepala Melisa,karena tidak ada respon.
Ia pun membopong tubuh Melisa kearah motornya dengan susah payah.
Lalu disusul dengan dirinya yang ikut naik,melihat Melisa yang masih tidak sadarkan diri.
Afian menarik kedua tangan Melisa untuk memeluk pinggang nya dengan erat agar tidak terjatuh, sementara dirinya fokus melajukan motor untuk berbalik arah kerumah Melisa.
๐๐ฅ๐