Jebran menggigit bibirnya sembari menaruh kedua tangan di panggul. Terlihat sedikit resah karena sesuatu. Fredi menarik pundak Jebran dengan cepatnya.
"Kau kenapa?"
Fredi memelotot ke arah Jebran.
"Sampai kapan kita harus di sini?" keluh Jebran.
"Aku masuk duluan," ucap Dilan melangkah ke depan pintu.
"Hei!" pekik ke arah Dilan.
Fredi menahan tubuh Dilan yang hendak meronta, "Hei, berikan waktu untuk Dilan. Mereka adalah sahabat dekat," kelit Fredi.
"Lalu, aku apa?!" geram Jebran mendorong tubuh Fredi.
Sontak, Fredi mendongakkan kedua tangannya untuk menyerah. "Oke, aku tahu kau pacarnya Emira, tapi biarkan Dilan meminta maaf pada ibunya," desis Fredi.
Jebran menghentikan langkahnya ketika ia hendak menyerang Fredi. "Hem, aku akan kembali lagi ke sini, pastikan Emira baik-baik saja. Ada yang harus aku lakukan," pamit Jebran.