Sebelum tiba di aula pesta. Aku berbalik sembari menatap Dilan. Rautnya seketika berubah tanpa melihat wajahku. Aku sengaja menutupnya dengan sebuah masker kain putih. Seolah-olah pesta ini berjalan dengan lancar.
Sebuah pistol ia masukkan ke dalam saku celana paling dalam.
Dilan menyambut diriku dengan naiknya tangan ke arahku.
Aku pun meraihnya dan kami pun berjalan dengan perlahan menuju pesta malam di tengah ruangan.
Tap
Tap
Tap
Langkah kami mengguyur jalanan dan mencengangkan para wanita dan pria yang sedang menikmati acara.
Kami sengaja mendekati Yasar dengan santai.
Yasar memberi tepuk tangan kepada kami berdua yang saling berdempetan.
"Wah, siapa kalian?" tanya Yasar menebarkan senyuman.
Dilan memperlihatkan sebuah kartu nama. Ia pun menyodorkan ke arah Yasar, lalu menerima dengan melihat kartu nama tampak minimalis.
Yasar terus memperhatikan nama itu, kemudian diserahkan kepada salah satu pria ber jaz rapi yang ada di sampingnya.