Terkejut, tergegau, terperanjak diriku ketika Jebran mendekati wajahku. Sedangkan, Wilson melambai. "Hai, lanjutkan!" sebutnya tersenyum.
Aku membalas dengan segaris senyuman juga.
Tangan Jebran merangkak ke rambutku, menarik sesuatu dari atas kepalaku. "Ini."
Jebran meraih secuil daun kering yang melekat di pinggiran rambutku.
Aku salah menduga sesuatu, oh ... tingkah anehku telah terbukti bahwa sedang merasa tidak nyaman, jika Jebran melakukan sesuatu di depan Wilson.
"Oh," sebutku meraih daun itu.
"Rambutmu terlalu panjang hingga menyangkut dedaunan kering di hutan tadi," ujar Jebran kembali pada posisi.
"Oh, he he, ya," kekehku memandang daun.
Aku mendengar ringkikan suara kecil dari belakang. Wilson mendengus kecil sembari menutup matanya perlahan. Pria itu kembali tidur ketika Jebran menghentikan mobilnya secara diam-diam. Ternyata, dia bisa tersadar karena itu.
Aku kembali pada posisi depan jalanan.
"Apa ayahmu yang melepaskanmu?"
