Aku beranjak dari posisi dudukku yang sudah memakan waktu berjam jam. Dengan gesit, aku meraih kedua tas menuju kepulangan. Salah satu tanganku meraih erat gagang pintu ruang kerjaku.
Deg!
Sosok pria mengagetkanku dengan tatapan merunduk tepat di hadapanku. Jebran yang memperlihatkan dirinya merunduk lesu dengan tubuh yang seakan goyah.
Mataku melengak lurus menatap dirinya.
"Jebran?" sapaku terheran.
Jebran spontan meraih tubuhku lalu memeluknya dengan erat. Tubuhku terdorong hingga mendekao hangat di dalam dadanya. Mataku berkeling di antara penglihatanku yang merasakan keanehan dari sikap Jebran yang tiba-tiba ini.
"Kenapa?" tanyaku singkat.
"Hanya sebentar saja," lirih Jebran.
Di sekelilingi lorong yang sudah ditinggalkan, hingga menyisakan kami seorang diri bersama berdua saja.