Di hadapan kedua rekanku yang mengharapkan diriku untuk pergi bersama mereka. Akhirnya, dengan segala permintaan serta ajakannya aku pun mengangguk lalu menutup rapat ruangan kami.
Menuju ruangan parkir yang sudah dipenuhi oleh banyaknya orang-orang akan mengunjungi tempat yang sama. Hari ini benar-benar diramaikan oleh mereka—para rekan satu kantor.
Akan tetapi, kedatangan beramai-ramai ini bukan untuk menyambut kebahagiaan, melainkan sebuah duka yang telah diterima.
Aku melihat beberapa dari mereka sudah berkumpul sambil mengeluarkan air mata sendu. Dalam penglihatanku, nadaku pun berhenti untuk naik. Rautku terenyuh akibat rintihan mereka.
Mereka semua yang tertunduk, lalu aku pun mengikuti sambil berjalan.
"Kau ikut denganku saja!"
Tiba-tiba, aku mendengar suara yang tak asing dari sampingku. Mataku yang sempat menutup rapat akhirnya melebar.
Jebran memunculkan dirinya tepat di sampingku. Aku melirik dengan sedikit tersenyum, "Hm," singkatku.