Aku merasakan aura dingin yang menyelinap dari celah-celah tepi pintu dan jendela. Semilir angin yang bertiup merdu seakan memberikan sentuhan telinga untuk menikmati suasana sekitar ruangan.
Masih di dalam kereta gantung yang memiliki ruangan tertutup dan minimalis. Di depan mataku terlihat wajah Jebran yang menatap diriku setelah ciuman itu.
"Ahh! Duduk di sini juga menyenangkan, ya?" ujar Jebran mengambil posisi duduk di sampingku.
Aku dan dirinya kini mulai berdempetan, dengan begitu aku pun menaruh kepala ke bahunya sambil menutup mata.
"Dan kau menyukainya?" sebutku sambil menutup mata.
"Hm, aku sangat menyukainya," sahut Jebran lirih.
"Kira-kira … apa yang dilakukan oleh Feno dan Leo ya?" tanyaku masih menutup.
"Entahlah! Atau mungkin mereka sudah saling mengenal wanita di sana, lalu bersenang-senang," sahut Jebran menebak.
"Jebran," panggilku lirih.