"Nathan emang mesen apaan Nay?" Bisik Freya.
"Naya juga lupa apa nama makanannya Kak. Nanti lihat sendiri aja deh," jawab Nayara.
Akhirnya makanan yang mereka pesan pun datang.
"Apaan nih?" Tanya Freya saat pelayan itu membuka penutup makanan miliknya.
"Itu tumis jengkol, suka 'kan?" Tanya Nathan yang memakan tumis jengkol miliknya dengan santai.
"Kamu juga suka jengkol ternyata? Aku juga loh," kata Freya senang.
Nicholas, Nayara, Rivano, dan Sherina menatap aneh ke arah Freya dan Nathan yang terlihat bahagia memakan makanan mereka.
"Gak nyangka banget aku ternyata orang kaya kamu suka tumis jengkol juga," kata Freya.
"Ini sih yang paling enak dari pada semua makanan yang ada di dunia. Biasanya aku selalu nambah kalau makan di sini. Tumis jengkol restoran ini paling the best sih," ucap Nathan semangat.
"Kak Nicholas mesen ebi furai lagi? Padahal di Jepang sering banget makan gituan," kata Nayara.
"Udang goreng ini," ucap Nicholas sambil memasukan makanan ke dalam mulutnya.
"Sama aja kan, sama-sama udang yang di goreng," sargah Nayara yang juga mulai memakan makananya.
"Beda, kalau ebi furai pake tepung. Kalau yang ini nggak." Nayara hanya mengangguk menanggapi jawaban Nicholas.
"Permisi," ucap Sherina kepada pelayan yang berdiri agak jauh dari meja mereka.
"Tolong siapkan dua bubur bayi untuk cucu saya," kata Sherina. Setelah membungkuk pelayan itu segera melakukan apa yang Sherina minta.
"Freya, kamu gapapa makan sambil nyuapin anak kamu? Atau kamu mau Mama nyuruh pelayan aja yang nyuapin?" Tanya Sherina saat makanan yang ia pesan sudah datang.
"Freya aja Ma yang nyuapin. Makasih ya Ma," kata Freya sambil tersenyum manis.
"Iya sama-sama," balas Sherina yang juga tersenyum ke arah Freya.
"Ma, kenapa setiap tahun kita selalu kesini dan kita gak boleh dateng kesini di hari biasa?" Tanya Nayara.
"Karena tempat ini spesial. Dulu, waktu Mama masih hamil kalian berdua," kata Sherina sambil menunjuk Nicholas dan Nathan.
"Papa ngajak Mama kesini, padahal waktu itu uang Papa cuma sedikit. Papa bilang dia pingin ngajak istri dan anak-anaknya seenggaknya sekali seumur hidup makan di restoran mewah," ucap Sherina.
"Tapi untungnya, sekarang gak perlu nunggu gajian Papa bisa bawa kalian semua ke restoran mewah kapan pun kalian mau," ucap Rivano dan tersenyum bangga ke arah Sherina.
"Naya pinginnya sih ngajak William makan di sini biar dia juga bisa ngerasain enaknya es krim goreng di sini," kata Nayara sambil menunjukan wajah kecewa.
"Tahun depan kita ajak William. Raya juga," kata Sherina dan mengedipkan matanya ke arah Nicholas.
"Kode tuh Nik," ucap Nathan dan mendapat geplakan dari Nicholas.
****
"Ray, Lo pacaran sama Nicholas itu serius?" Tanya seorang teman Raya.
"Iya," jawab Raya singkat.
"Nicholas? Siapa dia? Orang penting kah?" Tanya kakak sulung Raya.
"Masa Mbak gak tahu? Dia itu pewaris Sheri Assosiation tahu gak? Perusahaan amal yang anak-anaknya pada goodlooking semua," ucap teman Raya penuh semangat.
"Hah? Kok kamu bisa pacaran sama dia? Apa jangan-jangan dia yang ngebiayain kamu kuliah di Jepang?" Tanya Kakak Raya.
"Ya bisa aja. Tapi untuk kuliah di Jepang itu murni dari beasiswa," jawab Raya. Raya sebenarnya tidak ingin membahas tentang Nicholas sekarang.
"Mending kamu cari yang lain aja deh Ray," kata kakak sulung Raya.
"Loh kenapa Mbak? Bagus dong nanti Raya nikah sama anak orang kaya," ucap teman Raya.
"Kamu gak pantes Ray. Mereka dari keluarga kaya, sedangkan kita cuma dari keluarga biasa," kata kakak Raya.
"Ya Gue juga tahu kak, Gue kan lagi belajar dan memantaskan diri untuk Nicholas," kata Raya.
"Bukan masalah memantaskan diri, tapi mending kamu cari yang lain aja. Karena takutnya kamu nanti gak bisa bersaing sama ipar kamu nanti. Mbak yakin, menantu mereka pasti dari keluarga yang istimewa juga."
"Nggak juga kok, menantu mereka sahabat aku," kata Raya.
"Ibu sama Bapaknya kerja dimana? Gak mungkin jadi petani kaya kita," kata kakak sulung Raya.
"Bener juga apa kata Mbak, Freya Ibunya dokter Bapaknya jadi guru olahraga di SMA Semesta. Dia bukan dari kalangan biasa kaya Gue, di tambah waktu sekolah dia gak nyari beasiswa sama sekali. Gak kaya Gue," kata Raya dalam hati. Dirinya mulai goyah.
"Kenapa diam Ray? Jawab dong pertanyaan Gue," kata kakak Raya sambil menggoyangkan tubuh Raya.
"Ng- itu… gak tahu juga sih kak. Udah ya Gue mau istirahat dulu," kata Raya lalu kembali ke kamarnya.
"Mbak kenapa gak setuju sama hubungan Raya?"
"Bukannya gak setuju, cuma Mbak gak mau adik Mbak ngerasa kurang dari yang lain," jawab kakak sulung Raya.
****
Malam ini adalah malam spesial untuk Nia Twins. Alasannya karena mereka akan merayakan ulang tahun pertama mereka malam ini. Ulang tahun Nia Twins sangat mewah, di tambah tamu yang menghadiri acara ulang tahun mereka malam ini adalah rekan bisnis Papa nya dan juga rekan bisnis kakek-neneknya.
"Ya ampun Bunda cantik banget Lo," teriak Raya saat menemui Freya di ruang tunggu.
"Ya ampun Raya Gue kangen banget sama Lo. Kenapa Lo gak nemuin Gue, hah?" Tanya Freya.
"Maaf, maaf Gue sibuk soalnya," jawab Raya sambil terkekeh.
"Jahat Lo sama Gue," kata Freya.
"Ish cuma gitu doang juga. Mana ponakan Gue?" Tanya Raya.
"Lagi dandan, Lo gak boleh ketemu mereka dulu. Surprise pokoknya. Ayo kita keluar," kata Freya dan membuat Raya mengernyitkan dahinya.
"Apa?"
"Lo gak keluar barengan sama anak Lo?" Tanya Raya.
"Owh, nanti mereka bakal keluar sama asistennya Mama," jawab Freya dan diangguki Raya.
"Nath, Gue pingin makan nih anjir," rengek Reiga dari tadi.
"Duh Lo tuh dari tadi ngerengek sama Gue mulu. Cari Nicholas sana, tadi Gue lihat dia ada di sebelah meja tempat camilan," kata Nathan yang sudah lelah mendengar celotehan Reiga.
"Di mana tempatnya? Anterin lah Gue takut nyasar," ucap Reiga.
"Gue masih mau ngobrol sama rekan bisnis Gue, Lo jangan ganggu. Sana cari sendiri," ucap Nathan.
"Makanya, sewa gedung tuh yang kecilan dikit kek. Gede gini rawan bikin nyasar," omel Reiga sambil berjalan.
Reiga pun segera menuju tempat yang Nathan maksud. Ada Nicholas dan yang para laki-laki di sana.
"Nik, Gue laper," kata Reiga dan menyenderkan dagunya di bahu Nicholas.
"Dih Rei, kaget Gua!" Teriak Nicholas dan langsung mendorong Reiga.
"Gue pingin makan Put," kata Reiga dan memeluk Putra.
"Lo mau makan apa? Makanan utamanya keluar habis potong kue. Lo makan kue aja dulu yah," kata Putra dan menyuapi Reiga dengan kue.
"Lo berdua belok yah?" Tanya Bang Jay.
"Mereka udah gak bisa di selamatkan lagi," kata Hao sambil meneguk minumannya.
"Excuse me (permisi)," sapa salah satu tamu undangan.
"Yes, may I know what you need right now? (Ya, bolehkah saya mengetahui apa yang anda inginkan?)" Tanya Nicholas.
"Are they a gay couple? (Apakah mereka pasangan gay?)" Tanya tamu itu sambil menunjuk Reiga dan Putra yang begitu mesra dan membuat Nicholas panik sebentar.
"No.. No… they are friend. Just friend. (Tidak, mereka teman. Hanya teman)," jawab Nicholas dengan nada terbata.
"Oops, I'm sorry. I thought they are a gay couple. Excuse me. (Oops, maafkan aku. Aku kira mereka adalah pasangan gay. Permisi)," kata tamu itu dan pergi begitu saja.
"Gue tebak si bule nanyain mereka pasangan gay atau bukan. Iya kan Nik?" Tanya Bang Jay.
"Bener banget," jawab Nicholas.
"Kalau di lihat-lihat mereka emang kaya pasangan gay sih. Biasanya juga gitu, stres Gue lihatnya," kata Hao.
"Pasrah deh Gue. Woi Lo berdua nanti aja mesra-mesraan di rumah jangan di sini," kata Bang Jay.
"Siapa yang mesra-mesraan sih Bang? Gue kan cuma minta makan doang sama Putra," kata Reiga.
"Minta makan sama emak Lu sana! Minta makan kok sama Putra," teriak Nicholas.
"Emak Gue masih ngobrol sama Emak Lu, noh lihat! Nanti Gue dijadiin pepes lagi sama dia kalau ngerengek mulu," kata Reiga.
"Put, Lo gapapa emang di gituin sama Reiga?" Tanya Hao.
"Emang Gue ngapain Putra sih? Kan Gue udah bilang Gue mau makan doang," ucap Reiga.
"Gue sih ga peduli sama opini orang. Gue sama Reiga kan cuma temen. Yang paling penting si Reiga gak baper karena perlakuan Gue. Itu aja sih," kata Putra.
"Ya ampun Put, Lo kali yang baper karena Gue. Inget waktu kita latihan ciuman? Lo blushing 'kan?" Teriak Reiga yang tak mau kalah.
"Itu karena muka Lo jelek," kata Putra.
"Lo…." Reiga mengambil ancang-ancang untuk memukul Putra tapi di tahan Hao.
"Tahan Rei, kita hajar dia di rumah ntar. Gue di pihak Lo," kata Hao.
"Gue di pihak Putra," kata Bang Jay.
"Gue Putra juga," kata Nicholas.
"Owh gapapa, Gue masih bisa nyari dukungan ke yang lain," kata Reiga yang sudah mulai kesal. Reiga pun pergi dari sana.
"Kesel tuh dia," kata Nicholas sambil terkekeh.
Acara sudah di mulai, dan sekarang Freya dan Nathan sedang berdiri di atas panggung untuk menemani putri-putri mereka memotong kue. Sorakan dari tamu undangan memenuhi gedung itu. Sherina, Rivano, Renata, dan Arya ada di bawah panggung, tepatnya di depan Nathan dan Freya.
"Udah boleh di makan belum Nath kue nya?" Teriak Reiga.
"Aduh ni anak bikin Gue malu aja," gumam Nathan dan membuat Freya terkekeh.
"Reiga! Yang sopan dong," perintah Mama Reiga.
"Maaf Ma, hehe."
"Selamat ya anak-anak Bunda," kata Freya lalu mencium kening putri-putrinya.
"Makasih ya sekali lagi buat Mama sama Bunda karena udah bikinin acara yang mewah untuk anak-anak Freya," kata Freya dan memeluk Bunda dan Ibu mertuanya.
"Iya sama-sama sayang. Kita kan neneknya," kata Sherina.
"Bener banget, Bunda bakal hamburin seluruh kekayaan yang Bunda punya untuk kamu sama putri-putri kamu," kata Renata sambil mengelus rambut Freya.
"Buat Nathan nggak nih Bun?" Tanya Nathan.
"Kamu kan cowok, emangnya mau minta uang sama Bunda?" Tanya Renata balik.
"Bunda kan kaya, bagi sabi lah sama Nathan, yah?" Tanya Nathan sambil mengedipkan matanya.
"Bunda naruh saham di perusahaan kamu aja, gimana?" Tanya Renata.
"Makasih Bun," kata Nathan dan mengacungi Renata jempol.
Raya hanya tersenyum getir melihat interaksi Freya, Nathan, Sherina, dan Renata. Dia kembali memikirkan kata-kata kakaknya kemarin.
"Raya sini nak," panggil Sherina.
"Siapa nih? Kayanya pernah lihat deh," kata Renata.
"Dia pacar Nicholas," jawab Sherina yang dengan bangga memperkenalkan Raya.
"Owh, yang kuliah di Jepang pake beasiswa itu? Hebat banget mantu Lo Rin," kata Renata.
"Iya lah, keduanya harus hebat. Tapi Gue belum official nih jadi mertuanya Raya," kata Sherina.
"Kode itu Ray," bisik Freya.
"Kamu tadi dateng sama Niko?" Tanya Sherina.
"Nggak Tante, saya dateng sendiri," jawab Raya.
"Kenapa? Nicholas gak mau jemput kamu?" Tanya Sherina.
"Nggak kok, emang janjian di sini aja. Biar dia juga gak terlalu jauh jemput," jawab Raya.
"Harusnya sejauh apa pun kamu Nicholas bisa jemput," kata Sherina.
"Byy, kamu dateng juga?" Tanya Nicholas yang baru saja datang.
"Kamu gak tahu Raya dateng kesini?" Tanya Sherina dengan nada tinggi.
"Tahu tante, maksudnya Nicholas kenapa saya diem di sini sedangkan temen saya ada di sana. Iya kan Byy?" Kata Raya sambil menyenggol lengan Nicholas.
"Mama pura-pura gak tahu aja deh, nanti kita omongin lagi," kata Sherina lalu meninggalkan mereka dan diikuti Renata.
"Hayo loh Nik Mama marah," kata Nathan dan ikut meninggalkan Nicholas bersama Freya.
"Nanti cerita ya," kata Freya.
"Kenapa kamu bohong?" Tanya Nicholas.
"Aku gak mau Tante Sherina tahu kalau kita lagi ada masalah. Aku gak mau bahas ini sekarang," kata Raya dan meninggalkan Nicholas juga.
"Kak Nay," panggil Justin.
"Apaan?" Jawab Nayara lalu menoleh ke arah Justin.
"Kak Astrid pacaran sama Kak Saka ya?" Tanya Justin.
"Kenapa Lo nanya ke Gue? Gue kan gak tahu," jawab Nayara.
"Ya kali aja Lo tahu, kan Lo yang paling deket sama Kak Astrid," kata Justin.
"Jangan ganggu pacar Gue. Kalau Lo penasaran tanya aja langsung sama orangnya," kata William dan menggeser Justin agar bisa berdiri di sebelah Nayara.
"Nggak penasaran kok," kata Justin.
"Ya udah terserah Lo sih, kan yang jomblo Lo," kata William.
"Sumpah ya pingin Gue bogem muka Lo," kata Justin lalu pergi meninggalkan kedua pasangan itu dan memilh untuk mendekati Reiga dan teman-temannya.
"Ngapa Lo Jus?" Tanya Hao.
"Nggak kenapa sih, cuma pingin kesini aja," jawab Justin.
"Kayanya ada yang lagi putus cinta nih," kata Reiga lalu merangkul Justin.
"Siapa?" Tanya Putra.
"Justin lah, lihat noh dia galau gitu mukanya."
"Gue gak galau, kan Gue udah bilang cuma pingin nyamperin Lo," sargah Justin.
"Gue kasih tahu ya, kalau Lo suka sama seseorang nyatain perasaan Lo ke orang itu. Kejar dia sampe dapet," kata Reiga.
"Jangan di dengerin saran dia Jus. Dia aja ngejar satu cewek kaga kelar-kelar," kata Nicholas.
"Pinter banget nasehatin orang padahal dirinya sendiri selalu gagal," kata Bang Jay.
"Biasa lah gede omong doang si Reiga," kata Putra.
"Kalian bisa gak sih sekali aja dukung Gue? Padahal niat Gue baik loh mau bantuin Justin keluar dari masalahnya," kata Reiga.
"Keluar dari masalah apanya? Tambah bermasalah yang ada," ucap Bang Jay.
"Males Gue sama Lo semua," kata Reiga lalu mengalihkan pandangannya.
"Acaranya kapan kelar, Ma?" Tanya Egi.
"Gak tahu juga Mama, bentar lagi kayanya," jawab Mama Egi.
"Lama banget selesainya," kata Karin.
"Kalian kenapa pada ngeluh sih?" Tanya Mama Hao.
"Bosen Tan, Nayara sama William malah ngilang. Jadinya bosen kan," kata Christ.
"Tadi Mama ngelihat Nayara duduk di deket panggung paling depan. Samperin sana," ucap Mama Christ yang baru saja datang dari tempat prasmanan.
"Iya mending samperin kesana, dari pada di sini bengong mulu," kata Mama Karin.
"Gila bosen banget," kata Egi dan duduk di sebelah William diikuti yang lainnya.
"Kenapa bosen? Kan banyak ada acara," kata William.
"Acaranya formal banget, gak seru. Gak ada dj, gak ada pargoy, gak ada acara anak muda lah pokoknya," kata Christ.
"Kan ini ulang tahun bayi bukan sweet seventeen. Gimana sih kamu," kata Karin.
"Nikmatin aja, kalau kalian ngerasa acaranya ngebosenin ya pasti ngebosenin. Coba bawa happy aja pasti happy," kata Andrew.
"Gampang ya Lo ngomong," kata Egi.
"Sayang aku ngantuk," rengek Chrisrt.
"Gak usah manja, Gue gak suka," omel Karin.
"Enak banget yang pacarnya satu perumahan. Kalau ada acara bisa dateng bareng," kata Andrew dan memerhatikan Christ dan Karin.
"Gue beda perumahan tetep bisa gabung kok Ndrew," kata William.
"Keluarga Lo sama keluarganya Nayara rekan bisnis. Wajar lah pasti bisa. Lagian ini acaranya lumayan besar juga," kata Andrew.
"Semua ada hikmahnya Andrew. Seenggaknya kalau Lo putus gak usah ngelihat muka mantan Lo lagi," kata Egi.
"Bener juga apa kata Egi, siap-siap yang pacaran satu perumahan," kata Andrew.
"Lo iri kan sama kita sebenarnya, yakan?" Kata Karin.
"Nggak kok, ngapain iri sama couple perumahan?" Kata Egi.
"Lo iri karena Lo gak punya pacar. Lo iri kan ngelihat Christ Gue manjain," kata Karin.
"Tidak sama sekali, Gue sama sekali gak iri sama orang pacaran kaya Lo berdua," kata Egi.
"Nay, suruh semua kumpul untuk ngelihat pertarungan antara Gue sama Egi di rumah pohon. Malam ini!" Kata Karin sambil menatap tajam ke arah Egi.
"Nantangin? Oke, Lo dukung siapa?" Tanya Egi sambil menunjuk satu persatu teman-temannya.
"Gue dukung Lo lah jelas," kata Andrew.
"Gue pendukungnya Karin lah, semangat sayang!" Kata Christ.
"Gue Karin," kata Nayara.
"Gue Egi," kata William sambil menatap tajam ke arah Nayara.
"Lo Sak? Dukung siapa? Cepet jawab!" Bentak Karin.
"Iya deh Gue dukung Lo," kata Saka dan membuat Karin tersenyum penuh kemenangan.
"Siap-siap ya habis ini di rumah pohon, Lo habis di tangan Gue," kata Karin.
"Yang harusnya siap-siap itu Lo, Lo bakal kalah. Lo tahu kan setiap duel Gue yang selalu menang," kata Egi.
"Bodo amat, Gue bakal menang no mater what!" Teriak Karin.
"Nay, udah di umumin?" Tanya Saka.
"Udah, katanya siap," jawab Nayara.
"Bagus-bagus," kata Saka dan mengacungi Nayara jempol.
"Adik Lo katanya mau duel nih sama Egi," kata Hao.
"Iya Gue udah baca," kata Putra.
"Pas banget abang-abangnya juga pada mau duel. Kebetulan yah," kata Bang Jay.
"Ehh itu anak-anak pada bilang mau duel maksudnya apaan ya? Gue gak paham," kata Nathan.
"Makanya jangan terlalu sibuk jadi orang. Ketinggalan hal yang seru kan jadinya," kata Reiga.
"Lo di pihak siapa Nath? Gue atau Reiga?" Tanya Putra.
"Buat apa?"
"Udah buruan pilih aja," kata Hao.
"Gue di pihak Putra deh," jawab Nathan asal.
"Gue tunggu Lo semua di rumah pohon," kata Reiga lalu pergi dari sana bersama Hao.
"Ini ada apaan sih sebenernya? Kalian seriusan mau duel?" Tanya Nathan yang mulai frustasi karena ketidak tahuannya.
"Lihat aja nanti, ini bakal jadi duel terseru yang pernah Lo lihat," kata Putra sambil memunculkan smirk di wajahnya.
"Lihat apa lagi Gue di suruh? Kapan mulainya? Kenapa gak sekarang aja? Gue udah lama gak mukul orang soalnya," kata Nathan.
"Nath.." Panggil Nicholas.
Tiba-tiba ada rombongan orang yang naik ke atas panggung dan mulai mengatur posisi dan alat musik.
"Ma, Mama ngundang Band?" Tanya Rivano.
"Nggak, ini ada apa?" Kata Sherina yang mulai panik.
"Udah dateng tuh Nik," kata Nathan dan mengedipkan matanya ke arah Nicholas.
"Panggil Nayara," kata Nicholas dan diangguki Nathan.
Nicholas, Nathan, dan Nayara naik ke atas panggung dan mempersiapkan diri mereka. Nathan duduk di belakang drum, Nicholas memakai gitarnya dan bersiap dengan micnya, dan Nayara yang berposisi sebagai penyanyi malam ini.
"Tes satu dua tiga tes," Nicholas mengecek mic nya.
"Nicholas ngapain?" Tanya Sherina.
"Selamat malam para hadirin sekalian, kami dari band Triple N akan memeriahkan pesta hari ini dengan mengcover lagu milik paramore, still in to you," kata Nicholas.
"Go Niko!!!" Teriak Hao dan teman-temannya yang sudah tahu rencana Nicholas dan kedua saudaranya.
"Sejak kapan anak kita punya band, Pa?" Tanya Sherina.
"Sejak kita tinggal kali," jawab Rivano yang tersenyum bangga ke arah putra dan putrinya.
"Siap?" Tanya Nicholas dan dianggkui Nathan dan Nayara.
Tu Wa Ga
"It's not a walk in the park
To love each other
But when our fingers interlock,
Can't deny, can't deny you're worth it
'Cause after all this time, i'm still into you"
"I should be over all the butterflies
But I'm into you (I'm into you)
And baby even on our worst nights
I'm into you (I'm into you)
Let 'em wonder how we got this far
'Cause i don't really need to wonder at all
Yeah after all this time i'm still into you."
Nayara menyanyi dengan suara indahnya, diiringi alunan gitar dan getaran drum dari Nicholas dan Nathan.
"Gila bagus banget suara Nayara," kata Karin.
"Lihat Papa kalian keren banget kan main drumnya?" Kata Freya kepada Nia Twins.
"Keren kan Niko?" Tanya Sherina kepada Raya.
"Iya Tante, dia emang selalu keren," jawab Raya tanpa mengalihkan sedikit pun pandangan dari Nicholas.
"Some things just, some things just make sense
And one of those is you and i (Hey)
Some things just, some things just make sense
And even after all this time (Hey)"
" I'm into you, baby not a day goes by
That i'm not into you
I should be over all the butterflies
But I'm into you (I'm into you)
And baby even on our worst nights
I'm into you (I'm into you)
Let 'em wonder how we got this far
Cause i don't really need to wonder at all
Yeah after all this time
I'm still into you
I'm still into you
I'm still into you"
Prok Prok Prok
Semua orang bertepuk tangan untuk mereka bertiga.
"Anak kalian sangat berbakat," kata seorang rekan bisnis Rivano.
"Terimakasih," kata Rivano sambil tersenyum.
"Gak salah William memilih perempuan seperti Nayara," kata Thomas.
"Benar, Nayara adalah gadis yang sempurna," kata Adele yang masih memberikan tepuk tangan meriah.
"Gila Nik keren banget Lo," teriak Bang Jay.
"Setelah ini, ada Freya yang akan menyanyikan sebuah lagu bersama Nathan," kata Nicholas.
"Loh kok jadi Gue? Gak mau," tolak Freya.
"Ayolah Fey, ini kan acara anak Lo," kata Raya lalu mendorong Freya agar naik ke atas panggung bersama Nathan.
"Nath, aku gak tahu mau nyanyi lagu apa," bisik Freya.
"Kita nyanyi lagunya Zayn Malik, Wrong," kata Nathan. Freya hanya pasrah dan ikut bernyanyi bersama Nathan.
"Wah suara Kak Freya sopan banget," kata Karin.
"Emang suara Kak Freya bilang permisi dulu gitu pas mau masuk telinga Lo?" Tanya Egi tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Freya.
"Tahu dah capek Gue," kata Karin pasrah.