Chereads / OUR JOURNEY / Chapter 84 - Bab 83

Chapter 84 - Bab 83

"Apalagi kak Raya sama kak Niko yah, kuliah di luar negeri. Apa tidak panas otak mereka," kata Christ.

"Kakak Gue kan pinter gak kaya Lo," jawab Nayara.

"Ya gak salah," kata Reiga sambil tertawa terbahak-bahak.

"Gue mau ke rumah sakit gantiin Bang Jay," kata Putra lalu berdiri.

"Kak Gue ikut ya? Males bat dirumah gak ada orang," kata Karin lalu mengikuti kakaknya.

"Lo Christ? Gak nyusul?" Tanya Putra.

"Mau nemenin Hao tuh, mobilnya kan disita polisi gara-gara itu," sindir Christ.

"Balikin mobil Gue cepetan Lu! Gak bisa kemana-mana Gue, mana Mama kerjaannya ngomel mulu lagi!" Teriak Hao.

"Bodo, Wlee!" Kata Karin dan Putra lalu segera pergi dari sana.

"Adik kakak ck ck," kata Reiga sambil terkekeh.

"Temen laknat! Yaudah yok Christ buruan anter Gue ke perpus!" Kata Hao.

"Mana ada orang ke perpus malem-malem kak," kata Andrew.

"Ada Gue. Buruan Christ!" Teriak Hao.

"Cabut dulu," kata Christ dan diangguki Reiga, Andrew, Egi, dan Nayara.

"Yuk kita juga pulang!" Kata Reiga.

"Projek Lo aman kan Gi? Akhir-akhir ini Gue gak pernah lihat Lo mainin lampu di posko," tanya Andrew.

"Aman kok, cuma ya gak ada yang Gue ajak bikin bareng. Kak Rei kan sibuk. Yakan?" Jawab Egi.

"Ya Gue juga sebagai anak tehnik pasti punya projek lain kan. Ya semangat aja ya Gi," kata Reiga.

"Nayara kan sering tuh baca buku di posko," kata Andrew.

"Ya emang sering maksud Gue nggak ada yang bantu. Capek sendiri ngerjainnya Gue," kata Egi.

"Gue bantu Gi," kata Nayara.

"Dih? Yakin Lo? Gak ganggu belajar Lo emang?" Tanya Egi.

"Nggak kok, abis Gue UTS tapi," kata Nayara.

"Gue udah balik ke Lampung lagi anjir!" Kata Egi.

"Lo balik ke Lampung lagi Gi? Nggak di sini?" Tanya Andrew.

"Nggak lah, kan Gue sekolah di sana. Sekalian ngelanjutin projek yang kemarin belum selesai," kata Egi.

"Yah pisah lagi dong kita, pingin cepet-cepet lulus rasanya serius," Kata Andrew.

"Gue juga, pingin cepet-cepet punya suami," celetuk Nayara.

"Lo jangan nyari suami modelan Jesse lagi Nay, percuma. William noh kayanya baik deh orangnya," kata Reiga.

"Iya dia emang baik, justru karena dia baik Gue takut pacaran sama dia."

"Lah? Kenapa?"

"Gue takut hubungan kita malah aneh setelah pacaran. Udahlah gini aja," kata Nayara.

"Oh iya, Lo harus ngulang lagi kan ya setahun biar bisa lulus dari SMA?" Tanya Reiga.

"Aturannya gak seru banget sekolah Lo. Emang wajib ya di sana kalo libur lebih dari empat kali ngulang setahun," tanya Andrew.

"Ya kalo nggak wajib males banget Gue ngulang. Buang-buang waktu," kata Nayara.

"Iya juga yah haha. Semangat nyusulnya. Berarti Lo jadi adik kelas Gue Nay?" Kata Egi.

"Hmm."

****

"Kak, kemarin Gue lihat ada lipstik cewek di atas nakas kak Alex, punya siapa?" Tanya Karin saat akan berjalan menuju ruangan Alex.

"Ya Lo nanya Gue terus Gue nanya siapa dong? Lipstik nya suster kali yang jatuh," kata Putra.

"Ngawur bat Lu! Serius Gue nanya, Kak Alex gak punya pacar emang?" Kata Karin emosi.

"Punya, tapi jarang kelihatan. Yang dua tahun lalu mereka gak pernah putus sampe sekarang," jawab Putra.

"Apa punya pacarnya kak Alex? Kan siapa tahu pacarnya jengukin kak Alex pas kak Alex gak sadar."

"Gak tahu dah Gue," kata Putra pasrah.

Setelah lama berjalan, mereka akhirnya sampai di ruangan Alex. Karin dan Putra sama-sama kebingungan melihat Bang Jay yang ada diluar kamar, padahal harusnya menjaga Alex didalam.

"Bang Jay ngapain di luar?" Tanya Karin.

"Ada ortunya Alex. Gue disuruh pergi tapi Gue gak sreg ninggalin Alex sama orang tuanya," jelas Bang Jay.

Saat hendak menerobos masuk, Putra dihentikan oleh Bang Jay.

"Tahan Put, kita harus ngasih waktu ke mereka buat ngambil keputusan selanjutnya," kata Bang Jay.

"Terus sekarang, kita mesti gimana? Nunggu di sini?" Tanya Putra.

"Ya iyalah mau gimana lagi?" Kata Bang Jay.

"Kak itu bukannya kak Alexa ya?" Tanya Karin.

"Alexa!" Panggil Putra.

Gadis dengan barang-barang serba mewah menoleh ke arah Putra yang memanggilnya.

"Hai Put, lama gak ketemu, hai Karin, Bang Jay," kata Alexa.

"Kak Alexa mau jenguk kak Alex?" Tanya Karin.

"Nggak, Gue mau minta uang sama papa duluan yah," kata Alexa lalu buru-buru masuk ke ruangan Alex.

"Tega banget yah keluarga Alex. Gila sih sampe segitunya cuma gara-gara Alex gak mau ngelanjutin perusahaan ortunya," kata Hao yang tiba-tiba muncul di belakang Bang Jay.

"E buset sialan! Jangan muncul tiba-tiba gitu dong Lo!" Teriak Bang Jay.

"Lo juga Chris main nongol disebelah Gua!" Kata Putra.

"Apaan sih? Lebay amat Lo! Ngapain Lo tinggalin Alex sendiri?" Tanya Hao.

"Ada ortunya gapapa lah kasih mereka waktu," kata Bang Jay.

"Nggak bisa Bang! Kita harus masuk Gue khawatir sama Alex," kata Putra lalu membuka pintu ruangan Alex.

Terlihat ibu dan ayah Alex hanya diam menatap Alexa yang menangis histeris di sebelah kakaknya. Sambil memeluk dan kadang mengguncang tubuh Alex, Alexa menangis hingga suaranya hilang.

"Alexa nangis?" Tanya Hao.

"Alexa cukup! Kamu gak perlu nangisin orang yang udah gak ada hubungan lagi sama kita!" Teriak Ayah Alex.

"Maksud Ayah? Kak Alex itu anak ayah, dia harusnya gak ngalamin ini kalau ayah gak maksa kak Alex jadi pewaris! Ini gak akan terjadi kalau ayah gak ngusir kak Alex dari rumah!" Teriak Alexa.

"Alexa tenang nak, jangan teriakin ayah," kata ibu Alex.

"Ibu juga sama! Gak ada satu pun yang ngerti gimana Alexa sama kak Alex tertekan sama ekspetasi kalian yang terlalu tinggi ke kita! Kita capek tahu nggak? Kenapa kita gak dibunuh dari awal aja?" Teriak Alexa sambil menangis.

"Apa yang kamu omongin itu? Maksud kamu apa? Jelas-jelas ayah ngelakuin ini semua demi kalian! Kalian, hah, hah, hah," tiba-tiba napas ayah Alex tercekat.

"Ayah!" Teriak ibu Alex.

Tanpa pikir panjang Bang Jay langsung menenangkan ayah Alex dan Karin segera memanggil dokter. Hao langsung menarik Alexa dan membawa gadis itu keluar dari rumah sakit. Tangan Alexa sudah gemetar dan Alexa mulai menunjukkan tanda-tanda ketakutan.

"Alexa dengerin Gue tenang yah tenang," kata Hao.

"Ayah nggak nggak bukan Gue!" Kata Alexa sambil menutup telinganya.

"Alexa!" Pekik Hao hingga membuat Alexa menatapnya sambil mengeluarkan air mata.

"Ini bukan salah Lo, oke? Nggak ada orang yang salah di sini, gapapa Lo mau nangis ayo Gue ladenin sampe air mata Lo berhenti turun," kata Hao.

"Hiks Hao Gue takut," kata Alexa lalu segera memeluk Hao.

Hao terkejut dan jantung Hao mulai berdebar kencang. Hao berusaha semaksimal mungkin agar dirinya tidak ketahuan deg-degan. Hao pun menenangkan Alexa dengan mengusap kepala Alexa perlahan.

"Gak ada yang perlu ditakutin. Kita semua ada buat Lo," kata Hao.

"Makasih ya nak udah jagain Alex selama lima tahun terakhir," kata ibu Alex kepada Hao dan Putra yang membantu membawa suaminya ke ruang rawat.

"Harusnya itu tugas Tante sama Om," kata Putra jutek.

"Iya kamu bener, itu harusnya tugas saya sama suami saya. Kita nyesel karena dulu gak bisa lama sama Alex."

"Baru nyesel sekarang? Tante tahu? Alex bener-bener kehilangan sosok yang paling dia sayang selama ini. Waktu Tante mutusin hubungan sama Alex, Alex sama sekali gak mau bersosialisasi. Perusahaan yang dibuat sama Alex mulai bangkrut. Segitu hancurnya dia waktu tahu kalau Tante lebih milih ninggalin Alex demi kekayaan," kata Putra.

"Perusahaan?" Tanya ibu Alex kebingungan.

"Empat tahun lalu Alex buka toko eletronik tante terus toko nya berjalan lancar. Tapi setelah tante mutus hubungan sama Alex, Alex jadi linglung dan panik. Akhirnya Alex ngasih toko itu ke temennya, lebih tepatnya nitip. Tapi dia malah dikhianati sama temennya," kata Bang Jay.

"Sebenernya kak Alex berusaha kok tante. Tapi dia pingin kerjaan yang dia lakuin itu sebagai apa yang dia sukain sekalian ngasilin uang," kata Christ.

"Percuma sih Lo ngomong sama orang yang bahkan gak peduli kalau anaknya hidup atau mati," kata Alexa diambang pintu ruangan Alex.

"Alexa, Gue udah bilang tenangin diri Lo kan?" Bisik Hao.

"Harusnya dia bisa bersyukur punya anak jenius. Ekspetasi dia terlalu tinggi sama kita berdua. Setelah ini ibu nggak akan lagi bisa ngelihat putra ibu satu-satunya," kata Alexa.

"Alexa! Lo ngomong apa sih? Itu ibu Lo Alexa!" Teriak Hao.

"Lo salah Hao, dia bukan ibu Gue. Dia cuma perempuan jalang mata duitan," kata Alexa.

Plak!

"Bisa-bisanya kamu ngomong hal yang gak bagus tentang ibu kamu! Percuma ibu ngelahirin anak kaya kamu Alexa!" Teriak ibu Alex.

"Kalau dari awal bakal tahu kalau anak yang ibu lahirin bakal kaya gini! Ibu gak akan mau nikah sama ayah. Harusnya kamu bersyukur! Diluar sana masih banyak orang yang gak punya orang tua!" Kata ibu Alex.

"Emang kapan Alexa minta dilahirin sama ibu? Bahkan kalo bisa aku menolak keras untuk dilahirin sama ibu! Ibu adalah ibu terburuk yang pernah Alexa temui di alam semesta! Bahkan ibu anjing pun rela kelaparan biar bisa ngasih anaknya makan!" Tegas Alexa.

"Kamu...,"

"Tante yuk mending tante diem di ruangan Om aja yah. Jangan ladenin kak Alexa, mungkin dia masih syok," kata Karin dan mengantar ibu Alex ke kamar ayah Alex bersama Christ.

"Lo bilang Lo gak peduli lagi sama Alex," kata Hao.

"Emang bisa Gue gak mikirin kakak Gue walau sedetik? Gue cuma belum bisa hidup sendiri aja sih lebih tepatnya," kata Alexa.

"Btw, Lo sering jenguk Alex kan? Gue ketemu jepit rambut Lo di meja Alex," kata Hao.

"Iya, Gue dateng pas kalian tidur," jawab Alexa.

"Gapapa seenggaknya Lo peduli sama kakak Lo. Gimana sekolah Lo?" Tanya Hao.

"Gue sekolah di Indo sebenernya, buat ngawasin kak Alex. Tapi Gue juga gamau ketahuan merhatiin dia, jadi Gue beralibi kalo Gue sekolah di luar negeri," kata Alexa.

"Capek ya pasti pura-pura gini?"

"Ha?"

"Pasti capek kan? Biarpun Gue gak pernah ngalamin, tapi penderitaan yang Lo alami ikut kerasa di diri Gue. Bukan berarti Lo beban tapi Gue tahu Lo tulus sayang sama Alex," kata Hao.

"Apaan sih Ho! Gue munafik tahu gak sih," kata Alexa.

"Tahu kok Gue," jawab Hao.

"Apaan sih Ho! Diem gak!"

Hao hanya tersenyum menatap Alexa yang tersenyum. Bahkan rasanya Ia akan sulit tersenyum di situasi seperti ini. Alexa gadis yang kuat!