Chereads / OUR JOURNEY / Chapter 76 - Bab 75

Chapter 76 - Bab 75

"Nayara toh ternyata, sini masuk. Tumben main, ada apa?" Tanya Adele menyambut hangat Nayara.

"Mau cari William ada tante?" Tanya Nayara.

"Ada tuh lagi di kamar dia," jawab Adele.

"Owh, tante kalau gitu Nayara titip catetan aja yah. Kasihan William biarin dia istirahat," kata Nayara.

"Nggak boleh gitu dong. Gak papa, William gak akan marah kalau kamu yang ganggu dia. Owh ya sekalian bawain minum buat kamu sama William," kata Adele dan menyiapkan minuman lalu menyerahkannya kepada Nayara.

Nayara sampai di depan pintu kamar William. Gadis itu terlihat ragu-ragu untuk mengetuk pintu. Akhirnya Ia memberanikan diri setelah lama meyakinkan dirinya.

"Will ini Gue Nayara," kata Nayara pelan dari luar.

"Masuk aja nak," kata Adele sambil tersenyum ke arah Nayara.

Pelan-pelan Nayara membuka pintu kamar William, dan masuk ke dalamnya. Kamar William tidak terlalu luas, bahkan tidak sebanding dengan kamar Nayara. Namun, Nayara rasa kamar William sangat nyaman. Perlahan gadis itu menaruh nampan dan mendekat ke arah William yang sedang tertidur pulas.

"Will," panggil Nayara pelan.

William menggeliat sedikit dan langsung duduk tegak saat melihat Nayara.

"Eh Nay sorry," kata William.

"Lo masih sakit?" Tanya Nayara.

"Panas dikit doang, kenapa tumben ke sini?" Tanya William.

"Ini, Gue mau ngembaliin buku catetan lo. Kemarin keselip di buku Gue," kata Nayara lalu menyerahkan buku itu kepada William.

"Iya makasih ya," kata William dengan mata sayunya.

"Lo istirahat lagi aja Gue mau balik," kata Nayara hendak bangkit namun ditahan William.

"Lo sibuk gak hari ini?"

"Nggak sih, kenapa?"

"Boleh yah temenin Gue hari ini?" Mohon William.

"Temenin kemana?"

"Disini aja peluk Gue please," kata William sambil menatap mata Nayara.

"Gak boleh lah Will," tolak Nayara.

"Hari ini aja, yah?" Mohon William dan akhirnya Nayara mengiyakan permintaan William.

"Yaudah sini," kata Nayara lalu melebarkan tangannya.

"Hangat," guman William.

"Iya lah anget kan badan Lo panas badan Gue dingin gimana sih," gerutu Nayara dalam hati.

"Hayo kalian ngapain?" Tanya Justin saat baru membuka pintu kamar William.

"Will lepas ada Justin," kata Nayara berusaha melepaskan pelukannya.

"Perlu apa?" Tanya William kepada Justin tanpa melepaskan pelukannya.

"Nayara tante titip William dulu yah," kata Adele lalu menarik Justin dan menutup pintu kamar William.

"Kamu tuh seneng banget ngusilin William!" Kata Adele kepada Justin.

"Bentar Ma Aku belum minta izin ke kak Nayara. Kak Naya doain Gue masuk SMA Galaxy," kata Justin cepat.

"I-iya semoga sukses," kata Nayara.

"Will tiduran gih gak sakit emang punggung Lo bungkuk terus gitu?" Tanya Nayara.

"Gak bisa, nanti Lo pergi lagi," kata William.

"Nggak lah Gue temenin deh sampe tante Adele sama Justin balik," kata Nayara namun William tetap menggeleng.

"Ayo lah Will, awas jadi paus bungkuk Lo," ancam Nayara.

"Janji ya Lo gak akan pergi?" Tanya William sambil mengangkat jari kelingkingnya.

"Iya janji! Kayak bayi Lo!" Teriak Nayara.

Nayara terlihat bingung ingin melakukan apa. William sudah tertidur pulas, sementara di kamar William tidak ada barang yang terlalu menarik perhatiannya. Hingga Nayara memutuskan untuk mengambil ponselnya dan duduk di depan komputer game milik William. Nayara membuka instagram dan melihat postingan Bastian sedang bersama Gisel.

"Langgeng ya kalian berdua, semoga kita bisa balik lagi kaya dulu," kata Nayara dalam hati.

"Nayara!" Pekik William sehingga membuat Nayara terlonjak kaget.

"Apaan Will? Astaga bikin kaget aja Lo," kata Nayara lalu menghampiri William dan memberi segelas air minum.

"Lo mimpi buruk? Mimpi tentang apa?" Tanya Nayara sembari mengambil tempat nyaman di depan William.

"Gue kaget Lo tiba-tiba gak ada di sini," kata William terengah-engah.

"Terus yang di depan Lo ini siapa? Arwah Gue?" Tanya Nayara heran.

"Please jangan jauh-jauh dari Gue. Stay by my side please," mohon William dengan mata yang berkaca-kaca.

"Lo sakit kok jadi cengeng gini sih? Gue gak kemana-mana kan udah bilang, Gue bakal nemenin Lo sampe tante Adele sama Justin balik. Udah janji juga kan?" Kata Nayara.

"Gue takut Lo ninggalin Gue Nay," kata William. tanpa sadar laki-laki itu mulai menangis layaknya seorang perempuan.

"Will... iya iya Gue gak jauh-jauh. Istirahat ya? Badan Lo panas gini, nanti tambah sakit lagi," kata Nayara berusaha meyakinkan William.

"Pegang tangan Gue Nay, dengan cara itu baru Gue bisa percaya sama Lo," mohon William lagi.

"Iya nih udah pegangan kan? Tidur buruan!" Perintah Nayara dan William segera merebahkan tubuhnya dengan tangan yang setia menggenggam erat pergelangan tangan Nayara.

"Manja banget sih Lo Will Will," kata Nayara pelan sambil menggelengkan kepalanya.

****

Prank!

"Bilang lagi sekali!" Teriak Dewi sambil melemparkan piring ke arah Jesse.

"Jesse pacaran sama Sandrina," teriak Jesse.

Jason hanya membisu menyaksikan keributan yang terjadi. Ia sudah memberi tahu Jesse kalau ibunya sedang tidak baik-baik saja. Ditambah lagi Jesse berpacaran dengan orang yang akan menjadi adik tiri Jesse.

"Kalian! Mama udah jelasin ke kamu kalau Mama gak mau punya mantu yang gak berpendidikan kaya dia! Kamu punya masalah apa sama Nayara? Biar Mama selesaiin sekarang!" Teriak Dewi.

"Kita gak punya masalah apa-apa, emang kitanya udah capek satu sama lain. Lagian Sandrina juga udah berusaha," kata Jesse.

"Berusaha apa? Apa kamu lupa apa yang udah diperbuat sama Mama dia? Dia udah ngehancurin keluarga kita Jesse!" Kata Dewi.

"Itu kan masalah Mama, Jesse sama sekali gak pernah mempermasalahkan hal itu! Dari dulu Mama kan yang gak mau cerai sama Papa!"

Bugh!

Jason menghantam wajah Jesse hingga ujung bibir Jesse robek. Kata-kata yang dilontarkan Jesse menurut Jason sudah sangat keterlaluan.

"Lo bisa ya ngomong kaya gitu? Bisa ya Lo ngelihat Mama hancur kaya gini? Lo bebas memperjuangkan cewek yang Lo suka, tapi jangan sampe ngatain Mama Lo sendiri! Lo mau Mama cerai sama Papa terus Papa dapetin semua harta Mama?" Teriakan Jason menggelegar di seluruh penjuru rumah.

"Jason biarin Mama yang nyelesaiin ini. Kamu gak ada bedanya sama adik kamu," kata Dewi.

"Apapun yang terjadi Mama gak akan ngerestuin kamu sama Sandrina!" Pekik Dewi lalu meninggalkan Jesse dengan segala pecahan piring berserakan di lantai.

"Lo punya masalah hidup apa sih Jesse? Busa-bisanya Lo mutusin Nayara dan malah pacaran sama Sandrina," kata Jason. Mereka sedang berada di kamar Jesse.

"Gue gak pantes buat cewek kaya Nayara," kata Jesse sehingga membuat Jason menatapnya aneh.

"Maksud Lo?"

"Dari keluarga aja Gue udah kalah. Dia punya koneksi dimana-mana, bahkan sahabat dia gak main-main. Ada yang anak CEO, dokter, dan apa lah itu. Sedangkan Gue? Mama Gue aja masih kerja di perusahaan kakek, sedangkan Papa gak tahu Gue dia kerja apa," jelas Jesse.

"Bagus deh Lo sadar," kata Jason.

"Dan Gue setuju sama keputusan Lo ngelepas Nayara. Kasihan dia kalau sampe nikah dan ketemu mertua kaya Mama Lo," lanjutnya sambil terkekeh.

"Mertuanya mentingin duit sama gelar, gak mentingin hati. Huh, jadi takut nikah Gue," kata Jesse.

"Nikah sama Gue mau gak Lo?" Canda Jason.

"Dih najis! Gila dah ni orang!" Teriak Jesse.

"Bercanda kali! Gue juga gak mau nikah sama Lo!" Teriak Jason.

"Gue besok di undang ke acaranya Alex," kata Jesse.

"Alex? Udah baikan Lo?" Tanya Jason.

"Dia bilang lupain yang dulu," jawab Jesse.

"Gue boleh ikut gak ya? Udah lama gak ngumpul bareng anak muda."

"Dateng aja sih, lagian Lo deket sama Nayara kan?"

"Jelas lah! Mantan tutor nih Gue!" Teriak Jason.