"Terima kasih banyak, karena sudah memberiku kesempatan. Aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu." Sebuah benda kenyal nan basah mendarat di pipi glowingnya Alara.
"Sama-sama, Mas." Jawab Alara sembari tersenyum. Arvin memutar balik tubuh Alara hingga menghadap kepadanya.
"Kamu cantik." Pipi Alara berubah merah, baru kali ini dia tersipu malu oleh perkataan Arvin. Betapa menggemaskannya sosok Alara saat ini dimata Arvin. Mata pria itu melirik ke bibir Alara. Dan tanpa di duga oleh wanita yang menjadi lawan bicaranya, Arvin sudah mulai melumat benda kenyal yang pasti akan menjadi candu bagi Arvin setelah Zemira.
Alara yang kaget memelototkan matanya tanpa membalas ciuman Arvin. Merasa tidak di respon, Arvin melepaskan pagutannya. Saat netra bersitatap, Arvin merasa lucu melihat ekspresi dari istri tuanya itu. "Kenapa?" tanya Arvin menahan geli.