"Aku ke kamar dulu ya, Mbak, Mas." Alara segera bangun dan pergi meninggalkan keduanya.
Sesampainya dikamar, Alara pun menuju ruang kecil guna membersihkan diri. Hingga lima belas menit, wanita itu keluar dengan handuk yang dililitkan pada tubuhnya. Terlihat dada bagian atas yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun, begitu juga dengan paha yang sedikit terekspose.
Alara belum menyadari kehadiran Arvin dikamarnya. Si lelaki itu pun berkali-kali meneguk salivanya, tubuh mulus Alara sangat berbeda dengan tubuh Zemira. Jika Zemira berkulit seputih kapas, Alara berkulit kuning langsat. Kesempurnaan warna kulit yang dimiliki oleh kebanyakan wanita Asia.
Alara segera mengambil baju rumahan serba panjang meskipun atas bawah, tak lupa jilbab instan. Walau pun di dalam rumah sendiri, dia tidak terbiasa jika auratnya menjadi tontonan Arvin. Meskipun tidak dipungkiri, hal itu memang sudah seharusnya. Apa lagi Arvin sudah tiga kali melihatnya.
