"Aku sudah dalam perjalanan ke Apartemenmu." Arvin membuang nafas kasar, lalu membanting gawainya. Tentu saja hal itu membuat Zemira terjingkat kaget. Gadis itu pun menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh tunangannya ini.
"Kamu benar-benar sudah berubah, ya! Ternyata kamu orang yang kasar. Aku tidak menyangka jika kamu bisa bersikap seperti ini di depanku." Nada heran terdengar di rungu Arvin. Dia kelepasan saking keselnya setelah membaca pesan dari istrinya.
"Maafkan aku, sayang! Pikiranku kacau karena akan kamu tinggal. Aku tidak bisa hidup tanpamu, sayang. Tolong! Jangan membuatku mengulang kata-kata itu lagi. Percayalah padaku." Raut wajah Arvin sudah berubah frustasi. Dia pun bingung, bagaimana caranya mencegah Zemira agar tidak pergi meninggalkannya.