"Eh, Van! Tidak perlu seperti ini. Kamu pasti juga lelah, bukan? Sebaiknya kamu segera makan dan kembali ke toko pusat saja, kamu pun pasti banyak pekerjaan. Aku tidak mau gara-gara kamu membantuku nanti kamu mendapat teguran dari Pak Ansel karena pekerjaanmu sendiri yang terbengkalai," tolak Novi halus.
"Tidak ada penolakan. Sepertinya kamu belum tahu betapa jeniusnya tunanganmu ini. Dalam sekejap, semua pekerjaan pasti bisa aku selesaikan dengan baik." Tanpa persetujuan Novi lagi, Novan mengambil kursi yang berada di ruang tunggu depan meja Novi dan meletakkannya tepat di samping gadisnya.
"Tapi Van!" Pekik Novi hendak kembali protes.