"Masak apa?" Dino melingkarkan tangannya ke pinggang Suci. Sontak tubuh wanita itu pun menegang. Dino nyengir kuda merasakan perubahan tubuh istrinya.
"Kenapa tegang begitu? Rileks dong! Semalam bahkan kita sudah melakukan hal yang lebih jauh lagi. Mulai sekarang, biasakan diri untuk mendapatkan sentuhan-sentuhan dari aku ya!" Dino mencium pipi Suci lembut.
Jantungnya berdetak kencang sekali, tapi sebisa mungkin Suci menahan diri untuk tidak memperlihatkan kegugupannya. "Duduklah, Pak. Sebentar lagi masakan akan siap." Dino menggeleng cepat.
"Jangan menolakku, aku sedang ingin selalu di dekatmu." Suci berhenti mengaduk sayuran dan menghela nafas kesal.
"Bagaimana saya bisa memasak cepat jika Bapak menggangguku seperti ini? Saya ingin segera pulang, Pak. Tolong, biarkan saya menyelesaikan kegiatan masak saya. Lepaskan tangan Bapak sekarang atau…." Dino menaikkan satu alisnya.
"Atau apa?"