"Saya menjawab yang sebenarnya, Pak! Diantara kami tidak terjadi apa-apa tadi. Saya hanya menenangkan dia saja karena mentalnya kurang labil setelah kehilangan anaknya." Rosa ternganga mendengar pembelaan dari Dino.
"Pak, kami saling mencintai. Dan kami memang sering bersama, bahkan kami baru pulang dari liburan di Bali. Saya sangat setuju bila kami dinikahkan saat ini juga." Kali ini berganti Dino yang menganga. Apa yang dilakukan oleh wanita itu, bisa-bisanya dia mengatakan hal yang tidak perlu dikatakan pada orang lain.
"Ya sudah, kalau begitu langsung kita nikahkan saja mereka. Tanpa perlu menunda-nunda lagi," seru warga lain.
Dino yang bawaannya tenang, berusaha untuk tidak terpancing emosi walau sebenarnya memang dirinya sudah tersulut amarah.
"Iya, Pak. Saya bersedia dari pada kami melakukan dosa terus-terusan," Rosa segera menyetujui, memang ini yang dia inginkan.