"Kita harus bicara," Ucap Dino dingin seperti tidak merasa bersalah sama sekali, padahal jauh dilubuk hatinya yang paling dalam, ada rasa sesal kenapa semuanya terjadi secepat ini. dan melihat air mata Suci, ada rasa tak tega melihat bagaimana rapuhnya Suci saat ini.
"Memangnya masih ada yang perlu dibicarakan ya, Mas! Aku pikir semuanya sudah jelas kan?"
Dino menghela nafas. "Masuklah, aku mohon!" Dengan sedikit pertimbangan, Suci akhirnya memilih untuk masuk kembali meskipun langkahnya berat.
Hampir saja Dino terjatuh, tapi seperti sebelumnya, Suci kembali menumpu tubuh Dino yang oleng. "Duduklah di sini. Bapak bisa tenang sekarang karena sudah mengetahui bahwa kekasih Bapak dalam keadaan baik. Jadi saya harap, Bapak menjaga diri sendiri." Suci menata bantal dan membantu Dino duduk dengan nyaman.
"Apa yang ingin Bapak bicarakan?" Tanya Suci datar kembali menggunakan bahasa formal. Dino mendesah tidak suka saat Suci memakai gaya formal seperti dulu.
