Di sini, Suci adalah korban sehingga menghasilkan benih yang kini tertanam dirahimnya. Lalu kesalahan apa yang dilakukan oleh calon bayinya? Sampai-sampai ayahnya sendiri tidak menginginkan kehadirannya. Teringat itu semua, Suci kembali menitikkan air mata.
Dino langsung menuju kamar Suci. Dia meletakkan wanita lemah itu ke atas ranjang. "Jika butuh sesuatu, panggil saja aku." Suci bergeming, netranya lurus ke depan.
Mendapati istrinya yang diam saja, Dino melangkah keluar. Tepat saat sampai di pintu, Suci berbicara. "Kenapa anda peduli pada kami? Sedangkan tadi siang, anda bilang jika tidak menginginkan anak dalam kandunganku."
"Kemanusiaan. Aku peduli karena rasa kemanusiaan tidak lebih. Keinginanku masih sama, yaitu gugurkan kandunganmu."