"Nak! Kenapa murung." Tanya Lina menyadarkan Suci dari lamunannya.
"Oh, tidak, Bu. Maaf, saya jadi melamun," cicit Suci penuh sesal.
"Tidak apa-apa, Nak. Jika ada masalah, kamu bisa cerita sama Dino atau langsung hubungi Ibu, ya!" Suci mengangguk santun.
"Oya, Nak Suci. Ibu minta maafya! Karena Ibu, Dino jadi menikahimu secara siri. Ibu janji akan segera sembuh. Dan kalian bisa menikah secara resmi dan mengadakan resepsi. Maaf jika Ibu menjadi penghalang kebahagiaan kalian berdua." Ada rasa sesak kala mengingat dirinya menjadi penyebab utama pernikahan sang Putra pada terjadi semestinya. Nada suaranya pun terdengar parau.
"Tidak, Bu. Suci dan keluarga sama sekali tidak masalah dengan semua itu. Suci bisa memahami keadaan Pak Dino, kok. Ibu tidak perlu merasa bersalah. Sebaiknya Ibu jangan banyak pikiran yang bukan-bukan. Ibu fokus dengan proses penyembuhan Ibu, Insya Allah nanti kita bisa segera bertemu." Lina tersenyum, betapa manisnya istri dari putranya ini.