Dino mulai memasuki kamar hotel. Setelah membuka kamarnya, dia berjalan semakin masuk ke dalam ruangan. Pemandangan yang sama sekali tidak ingin dilihat oleh Dino terpampang nyata di sana. Seorang gadis dengan tatapan kosong bersandar duduk di atas ranjang dengan tubuhnya bersandar pada kepala ranjang.
Dino merasa prihatin serta rasa bersalah menyerang ke ulu hatinya. Dengan langkah berat, Dino menghampiri Suci yang sudah seperti mayat hidup. Dengan pergerakan sangat pelan, Dino mendaratkan tubuhnya di samping Suci. Tangannya terulur hendak mengelus rambut Suci, namun belum sampai tersentuh di kepala gadis it, Suci segera menepis tangan kekar milik Dino.
Seketika Dino langsung menundukkan kepalanya. "Maaf," ucapnya lirih. Suci bergeming, matanya masih lurus menatap ke depan bersamaan lelehan air mata yang menganak sungai.