"Sama-sama. Aku senang karena kamu mau menerima pemberianku. Aku harap kamu suka dengan pilihanku." Suci yang masih tersenyum pun mengangguk dengan rona pipi yang mulai memerah.
"Assalamualaikum."
"Walaikum salam." Tidak menunggu Dino pergi, Suci sudah menutup pintunya lebih dahulu. Dino menghela nafas lega, dia teringat wajah lugu Suci yang mengatakan tidak memiliki uang, sungguh sangat lucu sekali. Dia pun tertawa dan berbalik menuju kamarnya sendiri.
Tepat pukul sembilan belas waktu Indonesia bagian barat. Suci sudah bersiap di depan pintu kamarnya sendiri. Dia menunggu Dino yang masih belum keluar dari ruangannya.
Setelah lima menit Suci menunggu, akhirnya Dino pun keluar dengan dengan wajah yang terlihat semakin tampan dengan kemeja dan celana kainnya. Malam ini dia tidak memakai dasi karena acaranya semi formal.
"Kamu sudah siap dari tadi?" Tanya Dino pada Suci.