Hari yang ditentukan telah tiba. Tepat pukul Sembilan pagi, Ansel dan Alara sudah sampai di Bandara Soekarno-Hatta. Begitu pun dengan Dina dan Akbar. Mereka sama-sama akan pergi namun beda tujuan. Dina dan Akbar akan kembali ke Yaman, sedangkan pasangan muda itu pergi untuk berbulan madu dan umroh.
Dino, Erina, Melinda serta sepasang suami Zemira dan Arvin turut mengantar pengantin baru itu. Arvin bisa melihat jelas bagaimana bahagianya wanita itu berdampingan dengan Ansel. Bahkan genggaman tangan Ansel tidak pernah lepas sedikit pun dari jemari Alara.
Arvin pun tersenyum melihat kemesraan mereka, dia berharap Alara tidak mengalami nasib buruk sama seperti saat hidup dengannya. Cukup sekali saja Alara menderita dan gagal berumah tangga, semoga pernikahan yang kedua ini bisa langgeng selalu hingga menua bersama. Tentu hanya maut saja yang bisa memisahkan mereka.