"Mulai sekarang kamu tidak perlu khawatir lagi. Aku akan selalu melindungimu, tak kan kubiarkan siapa pun melukaimu walau nyamuk sekali pun. Terbukalah padaku tentang semuanya, apa pun itu. Jangan lagi ada yang di tutupi dariku." Zemira terharu mendengar ucapan Arvin. Kembali dia mengecup sekilas bibir Arvin.
"Apa kamu benaran tidak jijik padaku, bahkan aku saja merasa jijik dengan diriku sendiri."
"Hey, kamu ini bicara apa? Mana mungkin aku jijik dengan istriku yang cantik ini? Jika aku benar begitu, tentu saja hari ini aku tidak akan menyentuhmu." Arvin menatap intens istrinya, "Aku mencintaimu, sayang."
Arvin mengecup penuh cinta kening Zemira. "Aku juga sangat mencintaimu melebihi apa pun." Keduanya berpelukan menghilangkan rasa rindu yang terpendam selama beberapa bulan lamanya.
Tak sengaja, netra Zemira melihat jam yang ada di dinding. Seketika matanya membulat sempurna melihat waktu yang sudah dia lalui cukup lama.