Malam semakin pekat, suasana dansa di taman juga masih berjalan. Sepertinya semua orang masih betah menikmati acara romantis yang digelar oleh Ansel. "Aku ingin ke belakang sebentar," Pamit Zemira kepada Arvin. Lelaki itu hanya mengangguk lalu melepaskan tangannya dari pinggang Zemira.
Gegas Zemira segera melangkah menjauhi Arvin. Zemira bukan ingin ke belakang, dia hanya beralasan saja karena tidak akan kuat berdekatan dengan Arvin seperti itu. Yang ada hanya menambah rasa sakit di hatinya saja saat ingat akan pergi meninggalkan Indonesia dan mencoba melupakan semua yang ada. Termasuk suami dan juga Alara.
Zemira pergi ke halaman depan, di sana tidak terlalu rame dan itu baik untuk Zemira yang ingin sendiri. Hanya ada beberapa pelayan yang berlalu lalang mengerjakan tugasnya. Zemira mengambil tempat duduk di taman depan sendirian, menikmati angin sepoi-sepoi. Untuk sekarang, sendirian merupakan obat penenang yang ampuh agar hatinya membaik.
