Zemira sudah sampai di depan pintu Apartemennya, antara akan membuka dan tidak, Zemira merasa ragu. Akhirnya dia beranikan diri untuk membuka, setidaknya Arvin belum menjatuhkan talak padanya. Jadi tidak ada yang salah kalau dia masih berhak menempati Apartemen tersebut. Saat Zemira memajukan satu langkah masuk, suara pintu di belakangnya terbuka. "Zemira! Kamu sudah pulang?" Sebuah suara yang sangat ingin dia hindari. Apa lagi setelah kekacauan yang diperbuat. Sungguh, Zemira sangat ingin menghajar pria itu.
Tanpa menghiraukan lelaki di belakangnya, Zemira tetap melanjutkan langkah masuk ke dalam Apartemen. Lagi kaki Zemria harus terhenti kala lengannya dicekal oleh seseorang. "Zemira, aku rasa ada banyak yang harus kita bicarakan," Ujar Aska.
Zemira menyentak kasar tangan Aska, hingga dalam satu kali hentakan saja bisa melepaskan tangan kotor pria itu dari lengannya. "Jangan pernah menyentuhku! Aku tidak sudi disentuh oleh lelaki menjijikkan seperti mu."