Pagi menjelang, Alara sudah dijemput oleh Ansel. Walau pun semalam pria itu mengatakan akan menyerah, nyatanya dia masih berjuang.
Alara tersenyum melihat Ansel pagi ini dengan senyum merekah menjemputnya. Alara pikir, setelah Ansel mengucapkan kata-kata yang tifak disukainya, maka Ansel beneran akan berubah sikap padanya. Tapi Alhamdulillah, pagi ini Alara masih bisa melihat senyum lelaki itu. Dia pun dengan langkah semangat dan senyum lebar menghampiri pria tersebut.
"Kakak sudah lama?" tanya Alara.
"Belum juga, hanya tiga puluh menit lebih cepat dari waktu biasa aku menjemputmu." Alara langsung memasuki jok penumpang yang ada di depan.
