Zemira membuka matanya, ternyata dia tertidur saat Arvin keluar dari kamar setelah menyuapi dirinya. Sayup-sayup terdengar suara adzan. Diliriknya jam di dinding, ternyata sudah menunjukkan pukul lima belas dua puluh menit. Dia pun beranjak dari tempatnya berbaring menuju kamar mandi. Tiga puluh menit cukup untuknya membersihkan diri dan mengambil air wudhu.
Sebuah sajadah dibentangkan, mukena pun terpasang cantik menutupi seluruh tubuh. Usai melaksanakan empat rakaat, Zemira memohon ampunan kepada sang pencipta atas semua dosa yang sudah dia perbuat. Dirinya bersimpuh dengan menanggung kesalahan yang membuatnya trauma.