"Kesalahan seperti apa dulu? Selama kesalahan itu tidak fatal, maka aku akan dengan mudah memaafkan dan memberi kesempatan seperti saat ini, sudah lah. Tidak perlu nangis seperti ini." Arvin menelisik wajah Zemira, seperti ada rahasia besar yang disembunyikan darinya.
"Tunggu! Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa kamu sedang melakukan kesalahan besar di belakangku?" Tanya Arvin penuh selidik.
Dalam hati, Zemira merasa takut dan bersalah karena secara tidak sengaja, dia sudah mengkhianati suami tercinta. Apa lagi dalam situasi seperti ini. Jika sampai Arvin mengetahui kejadian tadi malam, tentu kemurkaan Arvin akan lebih parah dibanding saat murka kepada Alara.
Tidak, untuk sementara biarkan semua tersimpan rapi. Sebuah aib yang harus di tutupi. Zemira berusaha bersikap setenang mungkin agar Arvin tidak menaruh curiga.