Pagi ini semua orang hadir di meja makan. Jika biasanya Ansel selalu sendirian di meja makan, kini di meja itu seperti terbentuk sebuah keluarga besar. Sungguh hatinya menghangat dan impian untuk segera memperoleh jodoh sepertinya harus disegerakan. Matanya selalu mencuri-curi pandang ke arah wanita yang kini tengah menikmati hidangan yang sudah tersaji di hadapan orang-orang tersebut.
Kebetulan, menu hari ini adalah menu special kesukaan Alara. Sengaja Ansel meminta sang asisten rumah tangga untuk memasakkan sayuran kesukaan Alara semua. "Gimana? Enak tidak?" Tanya Ansel pada semua orang setelah meletakkan sendoknya di atas piring kosong.
"Luar biasa enak, Kak! Ternyata Bi Tina sangat pandai memasak, ya!" puji Alara untuk asisten Ansel.
"Ya begitulah," jawab Ansel singkat.
"Tapi tidak seenak masakan kamu, sayang!" Timpal Erina.
"Setuju," sambung Anse.
"Sepertinya, di sini hanya aku yang belum merasakan kenikmatan menu dari buatan tangan Putriku sendiri," protes Melinda.