"Tidak, sayang. Jangan bodoh! Jelas seandainya itu terjadi, kamu sebagai perempuan pasti akan kalah. Tidak, kalian tidak boleh bertarung fisik." Melinda pun tak kalah terkejut dengan ucapan Erina. Benarkah itu?
"Hahahaha… astaga Mama Erina! Bukan bertarung yang itu, Ma! Nanti pasti Mama akan tahu, kami akan bertarung apa?" Alara menatap tajam mata Ansel menantang.
Ansel menanggapi dengan santai. Melinda dan Erina hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah dua orang seperti bocah usia sepuluh tahun. Di depan Ansel, Alara memang seperti anak kecil bila berada di dekat lelaki itu. Sifat Ansel yang ngemong membaut wanita itu merasa nyaman berada di dekatnya.