Acara sarapan pagi pun menjadi hancur atas kemarahan Erina, dia memilih pergi dengan perut kosong. Begitu pun Melinda, dia segera mengekor kala Erina meninggalkan meja makan. Kedua wanita paruh baya tersebut sudah beres dengan semua yang hendak dibawa pergi. Saat melewati ruang makan, dua sejoli itu masih terduduk diam. Hidangan yang sudah tersaji pun utuh tanpa tersentuh, benar-benar merusak suasana. Entah mengapa Erina menjadi egois dan pemarah seperti sekarang. Kelembutan yang pernah ada pada dirinya seakan menguap begitu saja.
"Ma, Mama mau berangkat sekarang?" tanya Arvin berusaha setenang mungkin, meskipun dalam hatinya bergejolak karena perlakuan sang Mama pada Zemira begitu buruk.
"Ya, kami akan pergi sekarang," jawab Erina ketus. Melinda memilih diam, tidak ingin sama sekali nimbrung dalam percakapan ibu dan anak itu.
