Tapi hari ini benar-benar menguras tenaga dan juga emosiku. Di depanku, Alara bersikap tegar dan tidak ingin menunjukkan kelemahannya. Namun di belakangku ternyata dia begitu terluka hingga aku pun tak sanggup melihatnya. Aku hanya berani memandangnya dari kejauhan, rasa malu membuat diri ini menjadi sangat kerdil di depannya. Selalu dengan air mata kala aku melihat semua yang dilakukannya. Ingin sekali diri ini menghapus setiap cairan bening yang keluar dari pelupuk matanya, namun aku tak kuasa.