Aku tak tahu setan apa yang merasuki diriku, saat ini aku sungguh ingin sekali melihat Alara menangis dan kesedihannya membuatku bahagia walaupun ada rasa seperti tidak rela jika dia berdekatan dengan pria lain selain aku. Lagi-lagi aku menghina Alara setelah kepergian Ansel. Dia pun seolah enggan menanggapiku, tapi peduli apa. Tujuanku adalah membuat dirinya merasa buruk, dan memang dirinya adalah orang yang buruk.
Aku puas melihatnya kesal seperti itu, namun aku menyesal kenapa dia tidak terpancing oleh ucapanku? Mungkin next aku lebih gencar lagi menghinanya agar dirinya semakin terpuruk. Aku sangat suka dengan tatapan terluka itu. Biarlah, kita jadi impas. Aku melajukan kembali mobilku pulang ke rumah. Setelah bersih-bersih dan mengganti baju yang aku pakai, aku segera balik lagi ke Rumah Sakit.
