Pov Arvin
Setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku segera kembali ke Indonesia. Sengaja aku ingin membuat kejutan pada kedua istriku. Tiket pun sudah dipesan oleh asisten yang baru aku pekerjakan sebagai salah satu orang kepercayaan. Selama ini aku terkecoh oleh orang-orang suruhan Kevin, pria tua tak tahu malu yang selalu saja mengejar kehancuran keluargaku. Tanpa ku sadari, pria yang kupilih untuk mengelola perusahaan cabang di Singapur mencuri uang perusahaan, bersama beberapa rekan kerjanya, mereka melakukan korupsi besar-besaran.
Beruntung income di Singapur cukup besar, maka aku mempertahankan kantor cabang itu dari pada harus menjualnya seperti yang pernah disarankan oleh Alara. Ah… Wanita itu bahkan tidak paham tentang cara mengelola perusahaan besar seperti Mahaprana corp. Dia hanya bisa menjadi bawahan saja, tidak mungkin paham masalah inti perusahaan dan system yang aku terapkan di sana.