Alara turun tergesa dari kursi rodanya, meski nyeri di perutnya masih begitu terasa namun tak mengindahkan rasa skit tersebut. Yang dia pikirkan sekarang adalah, menghapus nama Arvin dari patok tersebut. "Alara, apa yang kamu lakukan?" tanpa menghiraukan ucapan Ansel, Alara menggapai patok kayu yang masih terlihat baru dan mencoba sekeras mungkin menghapus nama Arvin di sana.
Dengan kain panjang khas untuk pasien, Alara menggosok-gosokkan pergelangan tangannya pada bagian nama mantan suami. Meski Ansel cukup terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Alara, namun Ansle berusaha menghentikan tindakan wanita yang sudah putus asa itu. "Apa ada yang salah Alara? Bukankah Arvin memang benar Ayah dari bayimu? Kenapa kamu sebegitunya ingin menghapus namanya dari nisan Putramu? Itu tidak baik Alara, tolong hentikan. Pikirkan dirimu yang masih belum sembuh total. Dengan menarik bahu ALara, Ansel berharap perempuan itu berhenti melakukan tingkah konyolnya.