"Mas Bram. Ini masih sore, gimana kalau anak-anak mencari kita?" Bintang mencoba mengalihkan peratian suaminya karena ia merasa merinding dengan bulu kuduk yang berdiri akibat Bram yang bicara di dekat telinga dan dagunya yang mulai tumbuh rambut itu membuat tengkuknya semakin merasa merinding.
"Tapi aku menginginkankanmu tanpa Batasan waktu."
"Tapi Mas,"
"Tak ada tapi-tapian. Aku ingin mencetak generasi selanjutnya."
"Apakah kau sudah hilang akal Mas? Anak-anak saja masih sangat kecil, dan belum lagi luka bekas operasi juga terkadang masih terasa sakit. Aku gak mau nambah momongan lagi. Gimana kalau nanti anak kita kembar lagi?"
"Ya bagus dong. Itu artinya kita sangat produktif." Jawab Bram dengan menyengir penuh rasa bangga.
"Cih.. apaan sih? Aku gak mau main-main dalam hal ini. Merawat sepasang anak kembar saja kita sudah sangat merasa kerepotan, apa lagi jika tambah lagi."
"Jadi kau tak mau punya anak lagi?" Tanya Bram yang rupanya sedikit merasa kecewa.