"Dia tak menyalahkan siapa pun. Dia bahkan juga sama sekali tak menyebut nama mama, tapi aku tau. Aku tau jika mama masih membencinya dan masih belum bisa menerimanya. Tapi Ma, dia itu sedang mengandung anakku. Tak bisakah mama melupakan kemarahan dan kebencian mama kepadanya?"
"Mama tau, dan mama bisa menerimanya kok. Tentu saja mama senang jika dia hamil. Siapa yang tidak senang jika akan memiliki cucu sendiri dari keturunan keluarga kita?" Jawan Ani yang tak mau di salahkan.
"Lalu kenapa Dinar bisa bersikap seperti itu? Jika bukan karena mama mengatakan sesuatu yang mungkin menyinggung dia. Seharusnya dia bahagia, tapi aku bahkan sama sekali tak melihat raut wajah gembira ataupun senang di matanya."
"Itu karena mamamu tak mau menerima Bonita, mama kamu hanya mau menrima anak kalian saja yang merupakan keturunan keluarga kita. Sementara tidak pada Bonita yang anak orang lain." Tukas Bima yang tau jika memang itulah yang terjadi.