Bima terdiam. Ia memikirkan apa yang putri bungsunya tanyakan kepada dirinya. Mengenang bagaimana ada sosok bocah kecil yang ceria yang selalu memanggilnya Opa, membuat pria itu tersebut kecil.
"Dulu memang iya. Tapi, setelah aku melihat Bonita aku merasa jika tak seharusnya aku berpikiran sempit untuk tak menerima mereka. Namun aku kembali berpikir. Bukankah yang menjalani kehidupan adalah Adit, jika dia bahagia mengapa harus tak mendukungnya?" tukas Bima yang mengutarakan pendapatnya atas pertanyaan putrinya.
"Jadi? Jadi Ayah sebenarnya setuju dengan hubungan kak Adit dan Kak Dinar? Jadi hanya tinggal Mama aja nih yang belum bisa membuka hatinya?"
Adinda tersenyum senang karena rupanya ayahnya sudah bisa luluh dan menyetujui hubungan antara kakak dan kakak iparnya yang sebelumnya ia tentang. Kini hanya tinggal mamanya yang belum bisa untuk membuka hati dan perasaannya kepada seseorang yang Aditya cintai.