"Tentu saja dia kan putrinya, pastilah dia akan ikut ibunya." Tukas Ani.
"Huft.." Bimana menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar. "Entah mengapa aku sudah mulai menyayanginya. Mungkin karena sudah terlalu biasa bertemu dan bermain dengannya membuat perasaanku menjadi luluh seperti ini kepadanya." Ucap Bima dengan sedih.
"Untuk apa Ayah sedih karena bocah itu? Dia kan bukan cucu kita."
"Ya, aku tau. Tapi, eum.. entahlah. Mungkin karena sudah terbiasa mendengar tangis dan tawanya." Tukas Bima yang tak bisa di pungkiri memang mulai menyayangi Bonita. "Kau sendiri, bukankah ini yang kau inginkah sejak dulu? Lalu kanapa sekarang kau tampak gelisah?"
"Aku gelisah? Ah nggak. Aku.. aku hanya terkejut saja dengan apa yang dia katakan." Jawab Ani yang sebenarnya ia sendiri juga tak tau dengan perasaannya saat ini.