"Oke, kita bicara. Tapi tidak di sini." Jawab Bram yang kemudian berdiri dan mengemasi beberapa berkas di mejanya.
Pria berkacamata itu membimbing mereka ke tempat lain. Ke sebuah tempat yang lebih nyaman untuk bicara dan juga berunding tentunya. Walaupun tak bisa di pungkiri jika wajahna mengeras menahan sebuah emosi dalam hatinya.
Mereka kini sudah tiba di sebuah tempat, Bram membawa mereka kesebuah kefetaria yang ada di rumah sakit tersebut dan di sana bram di jamu dengan khusus dan memilih tempat yang lebih strategis untuk bicara.
"Apa yang ingin kalian bicarakan sebenarnya?" tanya Bram to the point.
"Boleh lihat nomer yang mengirimi pesan berisi foto itu?" pinta Arya sambil menjulirkan tangannya.
"Apakah kau sudah gila? Kau mau melihat foto Bintang yang tanpa busana bersama dengan pria ini??"
