"Tidak,aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Lagi pula aku rasa Mama juga sudah berubah." Ucap Dinar yang sebenarnya bertolak belakang dengan kenyataannya.
Aditya sendiri sebenarnya juga merasa heran dan merasa jika hal itu tak mungkin terjadi karena kemarin mamanya saja bahkan masih menolak dengan tegas semua ini. Dinar memeluk pria tampan di hadapannya, dan Adityapun juga memeluk erat perempuan berambut panjang berwarna coklat tersebut. Meski demikian diam-diam Dinar meneteskan air matanya dan mengusapnya perlahan tanpa Aditya tau jika Dinar kini tengah menangis.
"Dit, sekarang tugasmu hanya satu. Buat orang tuamu kembali bangga kepadamu. Buat mereka bangga dan yakin dengan kemampuanmu mengurus perusahaan. Buatlah air mata yang selama ini terbuang sia-sia berubah menjadi senyuman penuh rasa bangga!"
"Ya, aku janji aku akan melakukan yang terbaik untuk membuat orang-orang yang ada di sekitarku merasa bangga kepadaku." Jawab Aditya dengan mengangguk yakin.
.
.