"Maaf, tapi aku harus pergi untuk menyusulnya. Sekali lagi tolong jangan masukkan ke hati apapun yang Amanda katakan karena ia sebenarnya tak bermaksud seperti itu." Aryapun beranjak pergi, ia buru-buru menyusul istrinya yang sudah lebih dahulu keluar dari kafe tersebut. Arya tentu saja tak ingin jika istrinya semakin merajuk nantinya.
Arya buru-buru menuju mobilnya sementara Amanda sendiri sudah duduk di sana dengan wajah yang cemberut dan kedua tangan yang di lipat di depan dada. Arya masuk dan duudk di samping istrinya, sementara Amanda justru mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela mobil.
"Kenapa kau bersikap seperti tadi? Aku rasa apa yang kau katakan tadi agak keterlaluan."
"Aku? Aku keterlaluan? Apakah kau tidak salah mas? Mereka itu yang keterlaluan, bukan aku. Mereka yang berbohong, mereka yang bersandiwara, dan sekarang kau malah menyalahkan aku. Sebenarnya kau ini memihak sama siapa sih?" ucap Amanda yang kesal dan emosi.
