Aditya sendiri yang kemudian menyudahi tangisannya kini berbaring dan juga memandang ke arah yang sama seperti yang kini sedang di lihat oleh Dinar. Tanpa sengaja tangan aditya menyentuh tangan Dinar dan keduanya pun sama-sama menoleh dan saling memandang.
"Adit, apakah rasanya sangat sakit?"
"Apanya?" tanya Aditya yang tak menerti dengan apa yang dipertanyakan oleh Dinar.
"Apakah rasanya sangat sakit, saat kau di usir dari rumah? Apakah rasanya sangat sakit saat keluargamu dan orang tuamu sendiri mangatakan semua itu kepadamu?" tanya Dinar dengan lirih, ia justru merasa ikut sedih karena ia merasa bersalah. Bagaimanapun juga semuanya terjadi juga karena dirinya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Karena kau menangis. Aku tau seorsng pria itu tak mudah menangis, dan jika sekalinya dia menangis, itu artinya sedang ada masalah berat yang tangah di alaminya. Aku tau jika permasalah ini pasti sangat berat untukmu. Dan ini gara-gara aku kan?"