Sedang di dalam perjalanan pulang, Tuan Rainer Dietrich hanya bisa menarik nafas dalam saat melihat putranya yang sedari tadi terus terdiam dengan pandangan yang mengarah ke luar jendela mobil. Bahkan tidak jarang Tuan Rainer Dietrich melihat Rex Daiva mengusap wajahnya sambil memijat kedua sudut matanya. Merasakan kegundahan dan kegelisahan putranya yang sejak tadi tak bersuara sepatah kata pun.
"Ayah... " Panggil Rex Daiva sambil menatap wajah sang Ayah. "Apa mungkin aku bisa kembali bersama Chayra?" Tanya Rex Daiva dengan suara perlahan.
"Tentu saja." Jawab Tuan Rainer Dietrich mengangguk pasti.
"Tapi kenapa firasatku mengatakan, jika aku tidak akan pernah melihat Chayra lagi." Balas Rex Daiva dengan suara melemah, kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela untuk menyembunyikan kesedihan dan luka hatinya dari sang ayah. "Apa karena aku pria yang brengsek, hingga Tuhan tidak mengizinkanku untuk mendampingi wanita sebaik Chayra?" Lanjut Rex Daiva bergumam lirih.