Dania menghela napas sebelum benar-benar pergi ke sekolah. Bukan karena masalah gadis yang mengaku sebagai kekasih Fayez, melainkan ia tidak siap untuk bertemu laki-laki yang sudah menciumnya sebanyak dua kali.
"Nih, bekel sarapan buat anak Mama"
"Makasih, Mama" Dania mencium pipi kanan dan kiri Mawar bertubi-tubi dan segera pamit.
Gadis itu sengaja berangkat lebih awal, karena ia ingin menghindari Fayez. Rasa malunya tak terbendung, apalagi mengingat postingan Fayez perihal permen kenyal yang sangat ambigu menurutnya.
Jalanan masih lumayan sepi, setidaknya hal itu membuat Dania sedikit leluasa untuk menghirup udara pagi yang segar tanpa takut terkontaminasi dengan asap dari knalpot kendaraan.
"Hai"
Dania menoleh ke samping. Kedua bola matanya membulat ketika melihat Fayez yang tengah melambaikan tangan. Ia memaki lampu merah yang tak kunjung berubah hijau.
"Tumben berangkat pagi?" tanya Fayez namun sama sekali tidak di tanggapi oleh Dania.