Chereads / Life After Death : Second Life / Chapter 21 - Solo vs Squad

Chapter 21 - Solo vs Squad

Kami terbang hampir 2 hari non stop, tanpa mencoba untuk berhenti sama sekali. Namun, berkat itu... sekarang tinggal beberapa kilometer lagi dari gerbang masuk kota Raxara.

Kelelahan harus diderita Wey kali ini, aku sudah memaksanya untuk melewati batasannya. Sepertinya kami harus memulihkan kekuatan dan memikirkan rencana penyusupan yang sempurna.

"Eagle sight!"

Seperti biasa pasti ada penjaga yang di tempatkan di gerbang untuk mengindentifikasi setiap pengunjung yang datang, itu normal. Lalu...

"Detection!"

Ada semacam aura besar yang menyelimuti area sekitar kota.

"Appraisal!"

<>

Ternyata pengamanan kota ini sangat ketat. Sampai repot-repot memasang pelindung seperti itu.

"Baiklah, Copy!

<>

"Lepas!"

<>

Cih... percuma saja, levelnya berbeda. Aku tidak bisa menghilangkan pelindung menyebalkan itu. Jadi, apa yang harus kulakukan?

Apa stealth bisa lolos dari deteksi pelindung itu?

Ahh... aku tidak mau ambil resiko.

Sekarang, apa aku perlu membeli beberapa skill baru yang berguna. SP ku tinggal 500-an, tidak tau cukup untuk membeli satu skill atau tidak. Beruntung jika aku bisa mendapatkan skill yang berguna untuk saat ini.

"APA?"

Aku sangat terkejut mendapati harga semua skill dan item di shop dilabeli gratis. Apa-apaan ini?

Ahhh... ini hari keberuntungan ku, ambil semua skill yang ada.

"God Blessing?"

Itu adalah skill yang muncul dali daftar paling atas, daftar skill itu selalu acak.

Saat aku mencoba melihat deskripsinya, hanya ada tulisan "unknown". Skill macam apa itu?

Tapi, melihatnya yang misterius aku memilih mengambilnya. Siapa tau itu akan sangat berguna.

<<****Memperoleh skill God Blessing seharga 0**** SP>>

"klasifikasi nya adalah ultimate skill?"

Seseorang yang pernah memiliki satu ultimate skill saja belum ada dalam catatan sejarah. Dan sekarang aku mendapatkan salah satunya. Mengetahui itu, skill ini pasti sangat kuat.

Baiklah, apa selanjutnya?

<>

<>

Yah... aku butuh pasukan.

<>

<>

Antisipasi jika illusion tidak bekerja.

<>

Untuk kabur jika sewaktu-waktu diperlukan.

<>

Yah... agar gerakan ku bisa lebih leluasa.

Persiapan sudah cukup, aku bisa menyesuaikan lagi saat pertarungan. Sekarang tinggal mencari cara menyusup dengan aman.

Sebentar... oh, ya aku punya unique skill Bug, kenapa aku tidak menggunakannya? Akan kucoba seberapa efektifnya skill itu.

"Bug!"

.

.

.

.

"Apa yang terjadi?" Kata seseorang panik.

Seorang wanita dengan jubah penyihir dan tongkat sihir yang berada di dekatnya sadar telah terjadi sesuatu.

"Apa ada yang aneh?"

"Nona Anastasia, secure barrier tidak bekerja!?"

"APA??? Kenapa tidak bekerja?"

Bersamaan dengan itu suara ledakan terdengar. Itu sangat besar, sehingga menimbulkan gempa kecil.

Lalu, suara datang dari kepala Anastasia. Yah... telepati.

"Dimana kau? Kota sedang diserbu oleh ribuan monster!? Apa terjadi sesuatu dengan barrier nya?"

"Yah... tiba-tiba secure barrier tidak bisa aktif. Sepertinya ada yang menggagalkannya."

"Kita asumsikan bahwa orang itu menyerang kota kita. Ayo bantu kami membereskan ribuan monster ini!"

Anastasia kesal mengigit bawah bibirnya, "Dia melakukan penyerangan yang mencolok, apa ada sesuatu?"

Sedangkan kondisi kota sekarang ini sedang porak poranda yang disebabkan oleh para monster yang entah muncul dari mana.

Para pelintas dunia sedang sibuk membereskan mereka semua. Padahal itu hanya sebuah pancingan dari seseorang. Yah... seseorang dengan jubah hitam terbang dia atas ketinggian tanpa ada orang yang sadar. Dia hanya menatap itu dengan datar. Zaried Scaland, itu namanya, orang yang sudah menaruh dendam dengan kerajaan Mierdia sejak lama.

"Setidaknya mereka akan terfokus dengan para monster itu! Sebaiknya aku cepat ke istana!"

Dalam satu kedipan mata, Rie sudah menghilang dan muncul tepat di dalam istana.

"Bersiaplah mati, malaikat kematian sudah datang!?"

Rie kemudian mengeluarkan sebuah pedang hitam kemerahan. Aura membunuh pedang itu sangat terasa.

"Hei, siapa kau!? Teriak seseorang yang kebetulan melihat Rie.

Jleb...

Tanpa di sadari prajurit itu, Rie sudah berpindah ke depannya dan menusuk perutnya dan dengan seketika prajurit itu tumbang.

Selanjutnya Rie berlari menuju ke tempat lain, dan lebih banyak lagi para prajurit yang menghadangnya. Namun, kesenjangan kemampuan Rie dan para prajurit terlalu besar, dengan mudah Rie menghabisi mereka tanpa berpeluh keringat.

"Steel thread!"

Tubuh para prajurit langsung terkoyak ketika mereka menerjang jaring baja yang Rie keluarkan.

"Cih... di mana para bangsawan busuk itu? Segala penjuru istana ini sudah aku telusuri, tapi mereka tidak ada satu pun. Dan juga dimana Kema?"

Terbesit dalam benak Rie bahwa mereka sudah mengantisipasi hal ini dan sudah mengungsi ke tempat lain.

"Apa ini jebakan?"

"Wind Slash!"

Tebasan angin yang sangat kuat datang menyerang Rie, namun Rie langsung berteleportasi untuk menghindar.

Jdarrrrr...

Dampak yang dihasilkan oleh serangan itu sangat besar sampai membuat dinding istana berlubang.

"Wah... wah... tikus kita sudah terjebak!" Kata seseorang menghunuskan pedangnya pada Rie.

"Tebakanmu memang benar, Ronald. Membawa keluarga kerajaan ke tempat yang aman memang ide yang bagus. Orang gila ini memang tidak bisa berpikir jernih!" Balas seseorang dengan memegang tombak yang begitu memandang rendah Rie.

Rie sekarang terkepung oleh 7 orang dari segala penjuru. Mungkin Rie bisa kabur, tapi tujuannya datang ke sini tidak tercapai, minimal dia harus mendapatkan informasi dari mereka.

( Mereka berhasil mengatasi semua monster yang aku panggil. Wajar sih... monster itu adalah monster yang pernah aku kalahkan )

"Dimana keluarga kerajaan?" Kata Rie dengan acuh. Dia sama sekali tidak mempedulikan mereka semua.

"Huh... dia hanya seorang bocah yang sudah merasa hebat dengan kemampuannya. Habisi dia!" Perintah seseorang dengan perisai.

Tang...

Kecepatan gila yang ditujukan oleh orang dengan pedang sebagai senjatanya atau namanya Ronald sangat gila. Mata manusia tidak akan bisa mengikuti pergerakannya.

Berkat auto reflex, Rie berhasil menangkisnya.

Gesekan dari kedua pedang mereka menimbulkan percikan api saking kerasnya mereka mendorong.

"Bocah seperti mu menyerah saja dan pulang kepangkuan ibumu!" Ledek Ronal.

Boammmm!!

Ledakan aura yang besar membuat Ronald terpaksa mundur. Ronald menerima beberapa luka, tapi dengan cepat sembuh seperti sedia kala.

"Kau marah bocah?"

"Di hanya sumbu pendek. Sepertinya kita akan menang dengan mudah. Fire ball!" Kata Anastasia.

Ribuan lingkaran sihir muncul di udara, dari dalam sana bola api panas keluar bersiap menghujani Rie.

.

.

.

.

Wanita yang memakai pakaian ala penyihir terus saja menyerang ku dengan ribuan bola apinya. Serangan gila itu terus dilancarkannya tanpa tau berhenti.

Karena skill resistance dan regenerasi. Serangan seperti itu tidak akan berefek padaku.

"Explosion Cannon!"

Ledakan api besar aku tembakan ke arah mereka.

Boammm!

Istana itu langsung hancur lebur tak berbekas. Meski serangannya sangat besar, aku yakin mereka masih hidup.

Aku terbang untuk meluaskan daerah pandang ku.

Slash... tang...

Lagi-lagi... orang bernama Ronald ini sangat cepat, jika aku tak punya skill auto reflex, mungkin aku sudah terbebas beberapa kali olehnya.

Seperti yang tadi, dia tersenyum meremehkan.

Kami berbalas serangan dengan sangat cepat, dia juga bisa menghindari semua seranganku.

Bak...

Aku berhasil menendang jauh dirinya ke pusat kota.

.

.

.

.

Maaf jelek, aku nggak bisa bikin scene action yang epic. Harap maklum 🙏